Kontribusinya Masih Rendah, BPD Perlu Bertransformasi

Friday 22 May 2015, 5 : 12 pm
by

JAKARTA-Kontribusi Bank Pembangunan Daerah (BPD) terhadap pembangunan daerah masih rendah yang tercermin dari relatif kecilnya pangsa kredit produktif yakni baru mencapai 26%. Selain itu, daya saing BPD masih lemah karena produk dan mutu pelayanan belum memadai. Karena itu, BPD perlu bertransformasi untuk membenahi kelemahan struktural tersebut dan memperkuat fondasi organisasi agar mampu tumbuh dan bersaing sehingga lebih berperan dalam perekonomian daerah ke depan. “Tata kelola, sumberdaya manusia, manajemen risiko dan infrastruktur yang belum memadai yang memicu peningkatan kredit bermasalah segmen produktif,” ujar Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Heru Kristiyana saat menggelar konferensi pers bertajuk ‘Program Transformasi BPD’ di kantor OJK Soemitro Djojohadikusumo, Jakarta, Jumat (22/5).

Menurutnya, transformasi BPD sangat perlu untuk menjadi bank yang kompetitif sehingga berkontribusi  bagi pembangunan daerah. Hingga saat ini, OJK dan Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (ASBANDA) telah menyusun kerangka Program Transformasi BPD yang holistik dan seimbang antara aspek bisnis, risiko dan pendukung (fondasi). “Melalui Program Transformasi ini, BPD akan menjadi pemimpin di daerahnya dan sebagai grup bank terbesar, terbaik dan terkuat di industri perbankan nasional,” katanya.

Dia menjelaskan ada tiga sasaran dari Program Transformasi BPD. Pertama, meningkatnyadaya saing (kompetitif); Kedua, menguatnya ketahanan kelembagaan dan Ketiga meningkatnya kontribusi terhadap pembangunan daerah.

Untuk mencapai ketiga sasaran tersebut, terdapat enam strategi yang akan ditempuh untuk meningkatkan efektivitas proses bisnis dan risiko yakni mencakup pengembangan Produk, Pengelolaan Layanan; Pengembangan Pemasaran; Pengelolaan Jaringan; Pengelolaan Portofolio; dan Penguatan Likuiditas dan Permodalan. “Keenam strategi tersebut akan dikembangkan, dikoordinasikan dan disinergikan oleh Strategic Group BPD sehingga tercipta efisiensi dan efektivitas pengelolaan bisnis dan risiko baik di level Grup maupun di masing-masing BPD,” jelasnya.

Dengan pembentukan Strategic Group BPD masing-masing BPD tetap independen, namun bersinergi dalam pengembangan dan platform(systems) operasi bisnisnya. Proses bisnis tersebut di atas akan didukung dengan penguatan fondasi (enabler) organisasi yakni pengelolaan organisasi, sumber daya manusia dan kultur, pengelolaan teknologi dan insfrastruktur, pengembangan dan standarisasi pedoman operasional (SOP) dan penguatan corporate governance, manajemen risiko dan compliance.

Lebih lanjut dia mengatakan implementasi program transformasi BPD dibagi ke dalam tiga fase. Fase Pertama, tahap pembangunan fondasi (Foundation Building). “Sasarannya adalah membangun proses pendukung (Governance, Risk & Compliance) dan permodalan yang kuat, disertai kualitas SDM, budaya kerja, dan sistem informasi yang handal melalui sinergi Grup BPDsebagai dasar bagi pertumbuhan di Fase II,” imbuhnya.

Fase Kedua, percepatan pertumbuhan (Growth Acceleration). “Sasarannya adalah bertumbuh lebih cepat dengan memperkuat proses bisnis inti, memasuki segmen kredit komersial, memperkuat pinjaman sindikasi, dan intensifikasi sinergi Grup BPD serta pemantapan corporate culture,” tegasnya.

Dan Fase Ketiga, pemimpin pasar (Market Leadership). Sasarannya adalah membangun posisi sebagai pemimpin pasar dengan kapabilitas inti dan pendukung yang disegani melalui transformasi Grup BPD (Holding)sehingga BPD berkontribusi signifikan bagi perekonomian daerah,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bank DKI Dukung Pengembangan Eduwisata Hijau Syariah PKP DKI Jakarta

JAKARTA-Direktur Ritel & Syariah Bank DKI, Henky Oktavianus (depan foto)

Presiden Terbitkan Inpres Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alkes

JAKARTA-Presiden Joko Widodo telah menandatangani Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6