JAKARTA-Produksi pertanian nasional diperkirakan terganggu akibat banyak faktor, misalnya banjir dan kemarau panjang. “Selain cuaca, konversi lahan juga menciutkan produksi pertanian,” kata Pengamat Pertanian Khudori di Jakarta, Rabu, (08/10/2014).
Menurut Khudori, Impor pertanian pada semester satu diperkiraka melebihi pencapaian impor pada tahun 2013. Penyebabnya gangguan cuaca pada awal tahun karena banjir. “Ditambah lagi, Agustus -September 2014 ini kekeringan,” ucapnya
Khudori menambahkan konversi lahan atau penyusutan areal tanam yang membuat produksi pertanian turun. “Sumatera dan Kalimantan yang menjadi basis pangan bahkan terjadi konversi dari sektor pertanian ke sektor perkebunan khususnya sawit,” terangnya
Malah Khudori memprediksi impor pada semester dua bakal melonjak dan melampaui volume impor 2013. Biasanya produksi diakhir tahun lebih rendah dibandingkan awal tahun. “Hal ini berkaca pada musim kemarau dan masuk musim panceklik, sehingga produksi turun,”
Rendahnya produktifitas ditahun 2014 ini dianggap Khudori karena pengaruh psikologis kondisi tahun politik. “Karena tahun terakhir pemerintahan. Kerja dan tidak kerja tidak ada bedanya. Tidak menentukan prestasi,” imbuhnya
Menghadapi kondisi ini, Khudori menyarankan agar pemerintahan baru segera merumuskan lembaga khusus pangan. Karena tidak ada lembaga yang mengurus pangan. Jika tidak ingin impor terus berlanjut.
Pusdatin Direktorat Jendral Pengolahan dan Pengembangan Hasil Pertanian (Ditjen P2HP) Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat impor pertanian pada tahun 2011 volumenya mencapai 22,9 juta ton. Secara perlahan, selama dua tahun berikutnya mengalami penurunan. Pada tahun 2012 volumenya mencapai 19,3 juta ton dan 2013 turun lagi menjadi 17,4 juta ton. (ek)