Lion Air Grup Permudah Akses Wisatawan dan Pebisnis ke Koridor Ekonomi Sulteng

Saturday 14 Apr 2018, 2 : 30 pm
by
Ilustrasi

Lion Air dan Batik Air sudah beroperasi di Bandar Udara Mutiara Sis-Aljufri, Kota Palu dengan frekuensi 30 regular flight setiap harinya. Wings Air melayanai rute di Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir di Luwuk, Kabupaten Banggai; Kasiguncu di Kota Poso, Tanjung Api di Ampana, Pogogul di Buol, Sultan Bantilan Tolitoli. Satu airport yang belum disinggahi yaitu Maleo, Morowali.

Penerbangan tersebut memberikan nilai tambah bagi traveler and business dengan terhubung (connecting flight) ke beberapa kota besar, seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Balikpapan, Manado. Kedepannya, jaringan ini akan terus dikembangkan.

“Lion Air Group sudah lama beroperasi di Sulawesi Tengah, propinsi yang cukup luas ini memiliki infrastruktur yaitu bandar udara di setiap kabupaten. Untuk itu, kami sudah menghubungkan kota/ daeraj dalam mempercepat dan mempermudah mobilitas orang serta barang di intra-Sulteng maupun dari/ ke Sulteng. Kami menilai, Sulawesi Tengah memiliki keunggulan wisata dan bisnis yang menjadi modal besar seiring pengembangan serta peningkatan daerah, pusat logistik terpadu dan industri pengolahan di koridor ekonomi Sulawesi,” tambah Edward.

Potensi wisata paling menonjol Sulteng antara lain pantai dan laut (bahari) yang memukau dengan terumbu karang, spesies ikan yang tidak ada di destinasi lain. Beberapa daerah yang tersebar di Sulteng menyajikan tujuan wisata alam berupa danau besar dan kecil, menawarkan tertentu dengan dikelilingi hutan dan gunung.

Keragaman budaya, adat dan berbagai etnis yang sangat unik telah menambah daya tarik wisata. Selain itu, makanan khas daerah dan industri kreatif telah dikembangkan, sehingga melengkapi sebagai satu keutuhan dalam kawasan wisata.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kerugian Ekonomi Besar, Tapi BHM Bisa Menang di PN Sumsel

JAKARTA-Masyarakat sangat kecewa dengan putusan Pengadilan Negeri Sumatera Selatan terkait

Lutfi: Defisit Terjadi Karena Impor Migas Yang Sangat Besar

JAKARTA-Neraca perdagangan bulan April 2014 mengalami defisit USD 2 miliar,