JAKARTA-Masuknya Prabowo ke dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM) 2019-2024 tentu sangat membingungkan masyarakat. Karena tidak mengetahui secara pasti apa yang ada dibelakang manuver tersebut.
“Kemungkinan besar, Pak Jokowi memainkan politik harmony. Kita sendiri tidak tahu apa yang melatarbelakangi masuknya Pak Prabowo,” kata Peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro dalam diskusi “Praktek Politik Kebangsaa” bersama Saleh Partaonan Daulay Sekretaris F-PAN MPR dan anggota DPD dari Papua Barat, Filep Wamafma di Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Malah, kata Guru Besar riset LIPI, kedekatan Prabowo melebihi kedekatan partai koalisi. Tentu hal ini menjadi pertanyaan publik. “Saya mengira politik harmony ini, ibarat obat yang mengobati sesaat agar tidak ada konflik. Hal ini pernah dilakukan SBY, dengan merangkul semua pihak. Tapi sampai kapan bisa meredam, kita tidak tahu,” tambahnya.
Namun, lanjut Wiwik-sapaan akrabnya, bergabungnya Prabowo tentu bukan tanpa konsekuensi. “Kita berharap tak ada polarisasi lagi di masyaraskat,” tegasnya
Sementara itu Saleh Partaonan mengungkapkan bergabungnya Prabowo dalam KIM menandakan adanya politik kekuasaan. “Saya tidak tahu, apakah itu mundur selangkah atau beberapa langkah, namun mendapatkan tujuan kekuasaan,” ujarnya.
Saleh menegaskan itulah bedanya politik kekuasaan dengan politik kebangsaan. Politik kekuasaan memang memprioritaskan kepentingan kelompok. “Tentu tidak salah, karena orang berpolitik itu memang mencari kekuasaan. Kalau tak mencari kekuasaan ya, jadi tokoh agama saja,” imbuhnya. ***
