Luhut: ITS Harus Ambil Andil Besar Dalam Sektor Maritim

Monday 18 May 2015, 9 : 12 pm
by

SURABAYA-Pemerintahan Jokowi-JK menghadapi sejumlah tantangan dalam memajukan Indonesia. Tantangan tersebut meliputi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus melambat, daya saing yang masih kalah dibanding negara-negara tetangga, serta pelemahan ekonomi global.
Demikian disampaikan Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia, Jenderal (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan saat Dialog Kebangsaan Jelang momentum Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) di Ruang Sidang Utama Gedung Rektorat ITS Surabaya, Senin (18/5).

Menurut Luhut, ada beberapa program prioritas untuk menyentuh sektor pangan, energi, infrastruktur, dan maritim. “Diharapkan ITS bisa ambil andil terbesar dalam hal maritim ini. Berkaca ke Korea Selatan, Indonesia juga bisa mengembangkan kapal selam,” tantangnya. Beberapa bidang seperti pendidikan, kesehatan, kemiskinan, dan reformasi birokrasi pun turut menjadi program prioritas Kabinet Indonesia Hebat saat ini.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan, Luhut juga menerangkan enam rencana yang saat ini menjadi fokus pemerintah. Pertama, yakni adanya perubahan pada fokus anggaran tahun 2015. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai sasaran dengan peningkatan penerimaan pajak dan Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP). Selain itu, dilakukan juga peningkatan pendapatan pajak melalui ekstensifikasi. ”Khusus untuk pajak non migas, tax ratio kita naik 3,65 persen dari tahun sebelumnya,” jelasnya.

Rencana yang ketiga yakni sebanyak USD 545 miliar pun dipersiapkan hingga lima tahun ke depan untuk mengatasi permasalahan infrastruktur. Pasalnya, saat ini dampak biaya transportasi di Indonesia mencapai angka 15 persen, tiga kali lebih besar dari Jepang yang hanya 4,9 persen. Angka tersebut ditargetkan turun hingga tujuh persen pada tahun 2019.

Tak hanya itu, pemerintah juga mendorong investasi dalam dan luar negeri setelah melihat realisasi investasi negara naik hingga 16,9 persen. “Dua rencana lain yang menjadi rencana fokus pemerintah saat ini adalah pembangunan manusia melalui pendidikan dan hilirisasi pengolahan mineral ke dalam negeri,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kebijakan tersebut masih konsisten dengan stance kebijakan moneter ketat untuk mengarahkan inflasi menuju ke sasaran 4,5±1% pada 2014 dan 4±1% pada 2015

BI Fasilitasi Kesepakatan Mini MRA

JAKARTA- Delapan bank menandatangani Mini Master Repo Agreement (MRA) transaksi

BI-MAS Sepakati Kerja Sama Keuangan Bilateral Senilai USD 10 Miliar

SINGAPURA-Bank Indonesia (BI) dan Monetary Authority of Singapore (MAS) menyepakati