Mafia Migas, Jangan Hancurkan Nama SBY

Thursday 28 Aug 2014, 5 : 54 pm
by
Soesilo Bambang Yudhoyono

JAKARTA-Pengamat Energi, Rahmad Pribadi mensinyalir upaya pengalihan isu kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang terjadi di Indonesia merupakan skenario sistematis menghancurkan pemerintahan mendatang dengan melakukan kampanye negatif terhadap beberapa tokoh yang disebut-sebut mempunyai potensi menjadi orang nomor satu di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam kabinet Joko Widodo (Jokowi)- Jusuf Kalla (JK).

“Ini dapat dikatakan sebagai “debat capres lanjutan” terkait ketahanan energi yang merupakan isu terakhir dalam debat tersebut. Jika tidak ditangani dengan baik, kedua isu akan berakibat buruk pada akhir masa bakti Presiden SBY,” ujar Rahmad Pribadi di Jakarta, Kamis (28/8).

Menurut Rahmad, isu energi dalam debat capres terakhir sebenarnya membuka secara gamblang kepada masyarakat bahwa ada praktik-praktik bisnis yang tidak benar dalam dunia permigasan dan adanya keterlibatan mafia migas terhadap salah satu tokoh sentral dalam capres-cawapres tersebut.

“Kelangkaan BBM ini salah satunya merupakan permainan mafia migas pasca mundurnya Karen Agustiawan sebagai Direktur Utama Pertamina. Jadi orang mulai menduga adanya benang merah antara mundurnya Karen dan kelangkaan BBM yang sekarang terjadi.  Dan sekarang, siapapun yang memiliki potensi menjadi Menteri ESDM mulai dihantam berbagai isu,” ujar Rahmad yang lulusan Harvard University dan University of Texas at Austin ini.

Bagaimanapun juga, jelasnya, saat ini, masyarakat telah terbagi dua kekuatan besar opini publik yakni Pro Jokowi-JK atau Pro Prabowo-Hatta.

Yang penting untuk dipahami adalah, siapapun yang menggoyang pemerintahan Joko Widodo- JK, akan dinilai oleh publik sebagai kelompok Pro-Prabowo Hatta.

Sehingga ini, tambahnya, akan mudah dimanfaatkan oleh kelompok mafia migas untuk mengadu domba kedua kelompok besar masyarakat.

“Energi dimanapun juga selalu berkaitan erat dengan politik. Ini adalah perang energi yang merupakan lanjutan dari debat capres. Dan, siapapun, baik itu tokoh yang membuat  statemen atau media yang memuat, akan dianggap mengancam dan menyerang pembentukan kabinet pemerintahan mendatang,” ujarnya.

“Tidak masalah, apakah serangan yang ditujukan kepada para calon itu secara langsung ataupun tidak,  pasti akan dicap sebagai kelompok Pro Prabowo-Hatta. Dan yang paling mudah, mereka yang menyerang pemerintahan mendatang adalah yang bukan dari kelompok Pro Jokowi-JK dan merupakan kelompok yang kepentingan energinya terancam dengan pemerintahan mendatang, yakni mafia migas” jelas Rahmad.

Kondisi inilah, yang oleh Rahmad disebutkan sebagai tidak arif karena menempatkan pemerintahan sekarang pada posisi yang tidak tepat.

Karena itu, dia meminta Presiden SBY yang dikenal sebagai stabilisator ekonomi makro, sosial dan keamanan, harus turun dengan terhormat.

“Kalau isu-isu seputar energi tak terselesaikan, bisa muncul anggapan bahwa SBY meninggalkan pekerjaan yang belum tuntas kepada Jokowi-JK.  Bangsa Indonesia harus menghormati Presiden, baik ketika terpilih, memerintah ataupun turun, karena merupakan simbol negara,” pungkasnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Donny: Mata Uang Renminbi Belum Diterima Dunia

JAKARTA-Kalangan DPR masih ragu penggunaan mata uang China, Renminbi (Yuan)

Per Akhir Semester Pertama, ZONE Habiskan Semua Dana IPO Rp56,54 Miliar

JAKARTA-PT Mega Perintis Tbk (ZONE) mengumumkan, hingga akhir Juni 2020