Market Sharenya Hanya 0,67%, Industri Modal Ventura Harus Direvitalisasi

Monday 27 Apr 2015, 5 : 34 pm
by
Ilustrasi

JAKARTA-Industri Modal Ventura perlu direvitalisasi untuk meningkatkan peran dan kapasitas perusahaan Modal Ventura dalam mendorong lahirnya para wirausaha baru yang memiliki kontribusi positif bagi perekonomian nasional.

Hal ini penting mengingat dalam beberapa tahun terakhir perkembangan Industri Modal Ventura kurang menggembirakan jika dibandingkan dengan industri lain baik dalam lingkup Lembaga Pembiayaan maupun Industri Keuangan Non Bank secara umum.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad menjelaskan sejak pertama industri ini dikembangkan pada tahun 1996 hingga akhir tahun 2014, pertumbuhan aset industri modal ventura belum menunjukkan perkembangan yang signifikan sekalipun masih menunjukkan tren pertumbuhan.

Total aset industri modal ventura pada tahun 2014 tumbuh sebesar 9,10% dari Rp8,24 triliun pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp8,99 triliun pada akhir Desember 2014. Namun demikian, market share industri modal ventura saat ini masih sangat kecil bila dibandingkan industri jasa keuangan lainnya seperti industri perusahaan pembiayaan.

Industri pembiayaan yang dikembangkan oleh pemerintah pada periode yang hampir bersamaan dengan industri modal ventura memiliki pertumbuhan yang cukup signifikan, dimana saat ini total aset Perusahaan Pembiayaan sudah mencapai 420,44 triliun pada akhir tahun 2014.

“Dengan demikian, apabila dibandingkan dengan industri pembiayaan tersebut, total aset industri perusahaan modal ventura hanya sekitar 2,14% dari total aset industri pembiayaan,” ujar Muliaman dalam sambutan pembukaan Seminar Nasional Revitalisasi Perusahaan Modal Ventura di Jakarta, Senin (27/4).

Dalam skala yang lebih besar lagi apabila dibandingkan dengan jumlah total seluruh aset Industri Keuangan Non Bank sebesar Rp 1.351 triliun, maka market share Perusahaan Modal Ventura relatif masih sangat kecil, yaitu hanya sebesar 0,67% saja.

Kondisi ini tidak terlepas dari keterbatasan sumber pendanaan yang murah dan berjangka panjang, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi di bidang modal ventura (venture capitalist) dan masih kurangnya perhatian dari para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam mendorong pengembangan Perusahaan Modal Ventura di tanah air.

Untuk itu, Muliaman menekankan pentingnya upaya revitalisasi atas Perusahaan Modal Ventura di Indonesia, terutama dalam mendorong perkembangan wirausahadi Indonesia, baik perusahaan start up, maupun UMKM, yang terutama berbasis inovasi dan teknologi baru.

“Industri modal ventura memerlukan terobosan dan dukungan tidak saja dari kalangan industri modal ventura itu sendiri namun juga dari pemerintah,” katanya.

Industri Modal Ventura telah berkembang cukup lama di Indonesia, dimulai dari pendirian PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) pada tahun 1973, yang mempunyai misi penting untuk pengembangan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dengan cara penyertaan modal.

Namun demikian seiring dengan berjalannya waktu,core business dari Perusahaan Modal Ventura telah banyak bergeser dari tujuannya semula, yang ditandai dengan minimnya aktivitas dalam bentuk penyertaan kepada Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) baik dalam bentuk equity participation maupun melalui pembelian obligasi konversi.

Sekitar 70% dari aset keuangan Perusahaan Modal Ventura di Indonesia merupakan aset dalam bentuk pembiayaan berdasarkan bagi hasil melalui pinjaman langsung, hanya kurang dari 20% yang merupakan aset dalam bentuk penyertaan (equity participation) kepada PPU serta sisanya sekitar 11% dalam bentuk penyertaan melalui pembelian obligasi konversi

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Studi Saiful Mujani, Kondisi Ekonomi Membaik Era Jokowi Untungkan Ganjar Pranowo

Capres dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo mendapat suntikan positif dari
saham

Multitrend Indo Siap Jual Kembali 23,302 Juta Saham Treasuri

JAKARTA – Manajemen PT Multitrend Indo Tbk (BABY) akan melakukan penjualan