Maroef Beberkan Pertemuan Dengan Novanto Karena Marzuki Darusman

Thursday 3 Dec 2015, 6 : 54 pm
Indopos.co.id

JAKARTA-Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (FI) Maroef Sjamsuddin membeberkan kepada publik alasan pertemuannya dengan Ketua DPR Setya Novanto. “Pertemuan bermula ketika salah seorang Komisaris PT Freport Marzuki Darusman minta Maroef bertemu dengan Setya Novanto. Merasa dapat mandat dan amanah dari komisaris, Maroef bersama sejumlah staf terbang ke Jakarta menjumpai Ketua MPR/DPD/DPR RI,” katanya dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) di Jakarta, Kamis (3/12/2015).

Namun sebelum bertemu dengan Setya Novanto, Maroef telah bertemu dengan Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPD RI, Irman Gusman. Pertemuan dengan Zulkifli Hasan dan Irman Gusman disaksikan beberapa orang staf Zulkifli dan Irman Gusman. “Pertemuan kami di ruangan kerja Zulkifli dan Irman Gusman, dihadiri beberapa staf masing-masing,” terangnya.

Tapi, kata adik kandung mantan Wamenhan Sjafrie Sjamsuddin, pertemuan dengan Setya Novanto tertutup. “Hanya saya dengan Setya Novanto di ruangan, sesuai permintaan staf pribadi Setya Novanto,” ucapnya.

Pertemuan dengan pimpinan lembaga tinggi negara tersebut sekitar satu jam dan yang dibicarakan seputar perkembangan perusahaan PT Freeport. Sedangkan pertemuan dengan Setya Novanto sekitar setengah jam, namun sebelum meninggalkan ruangan, Setya Novanto minta pertemuan lagi. “Lain kali kita ketemu ngopi-ngopi,” kata Maroef menirukan ucapan Novanto.

Berselang beberapa hari kemudian, Maroef mendapatkan SMS dari Setya Novanto yang isinya apakah bisa ditelpon. “Saya langsung menghubungi Pak Setya Novanto, karena yang ingin bertemu dengan saya adalah petinggi negara sehingga saya telpon Pak Setya sebagai rasa hormat saya. Kami kemudian berjanji dan bertemu di Hotel Riltz Carlton, Jakarta, 13 April 2015,” ujar Maroef.

Menurut Maroef, pertemuan tersebut juga dihadiri Riza Khalid. Pembicaraan masih seputar PT Freeport dan Setya Novanto menanyakan apakah bisa bergabung berbisnis di perusahaan yang dipimpin Maroef. Dan Maroef menjawab siapa saja bisa bergabung, sepanjang memenuhi persyaratan dan profesional. “Kemudian pembicaraan mulai melebar ke soal smelter, saham dan pembangunan PLTA,” tegas Maroef.

Selanjutnya, lanjut Maroef, pertemuan mereka dilakukan pada Juni 2015 di tempat berbeda. Karena mulai curiga dengan kehadiran pengusaha Riza Khalid dan pembahasan bisnis oleh Ketua DPR Setya Novanto, Maroef kemudian merekam pembicaraan mereka . “Saya gunakan handphone sebagai perekam. Dan perekam itu saya letakan di meja dan disaksikan Setya Novanto, serta Riza Khalid,” kata Maroef.

Rekaman itu menurut Maroef dianggap penting untuk menjaga apabila sewaktu-waktu isu Freeport berkembang dan menyalahkan dirinya. Ternyata, apa yang dikhawatirkan Maroef menjadi kenyataan.

Setya Novanto dan Riza Khalid yang mendominasi pembicaraan bicara melebar kemana-mana, mulai dari bisnis hingga politik. “Saya risih mendengar pembicaraan itu. Saya menilai sudah tidak pantas Ketua DPR bicara soal bisnis di Freeport. Kecuali didampingi dari Komisi VII yang membidangi soal pertambangan. Bukti saya sudah tidak suka mendengar pembicaraan itu, saya dua kali bilang terimakasih agar pertemuan disudahi,” papar Maroef. **aec

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kinerja Pendapatan Negara Februari 2022 Melonjak Hingga 37,7%

JAKARTA-Kinerja pendapatan negara yaitu pajak, kepabeanan, dan cukai, serta Penerimaan

Banten Dapat 4 Proyek Tol Strategis Nasional

JAKARTA-Sedikitnya ada empat proyek jalan tol di wilayah Provinsi Banten