Medco Bukukan Penjualan dan Pendapatan Usaha Sebesar AS$ 889

Tuesday 1 Apr 2014, 11 : 13 am
by
perolehan laba bersih MEDC tersebut ditopang oleh raihan pendapatan selama enam bulan pertama tahun ini yang meningkat menjadi USD636,29 juta dari USD569,81 juta pada Semester I-2020
ilustrasi

JAKARTA-PT Medco Energi Internasional Tbk (“MedcoEnergi” atau “Perseroan”) mengumumkan ikhtisar operasional dan keuangannya untuk tahun 2013.  Pada periode ini, Perseroan berhasil membukukan penjualan dan pendapatan usaha sebesar AS$ 889 juta.  Segmen eksplorasi dan produksi (E&P) minyak dan gas masih menjadi unit usaha utama Perseroan yang berkontribusi sebesar 93% dari keseluruhan penjualan dan pendapatan usaha atau sebesar AS$ 827 juta. Hal ini sejalan dengan strategi Perseroan yang telah ditetapkan pada tahun 2011 untuk fokus kepada usaha eksplorasi dan produksi (E&P) minyak dan gas (Migas).  
Direktur Utama dan CEO MedcoEnergi Lukman Mahfoedz mengaku  puas dengan kinerja Perseroan tahun lalu.  “Perseroan telah membuktikan kinerja yang tetap kuat, baik di bidang operasional maupun finansial dalam kondisi yang cukup sulit di tahun 2013,” ujarnya.

Menurutnya, pendapatan unit usaha E&P ditentukan berdasarkan total volume penjualan Migas sebesar 19 juta barel setara minyak selama 2013, di mana ada penurunan sebesar 7% bila dibandingkan dengan total volume penjualan Migas pada tahun 2012, yaitu sebesar 20,5 juta barel setara minyak. 
Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, MedcoEnergi berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah lapangan-lapangan tua dari 20-25% per tahun menjadi di bawah 10% per tahun.  
Penurunan penjualan dan pendapatan usaha juga dipengaruhi oleh penurunan rata-rata harga minyak dunia dari AS$ 115,6 per barel di 2012 menjadi AS$ 108,3 per barel di 2013.  
Pada tahun 2013, jelasnya, Perseroan berhasil menegosiasikan kembali beberapa perpanjangan kontrak gas disertai dengan kenaikan harga gas yang signifikan, yaitu dari harga rata-rata gas AS$ 4,03 per MMBTU di tahun 2012 menjadi AS$ 5,41 per MMBTU atau naik 34%.
Dalam pengembangan Proyek Utamanya, imbuhnya Perseroan bersama mitra kerja Pertamina, Mitsubishi dan KOGAS terus membangun Proyek Hulu Senoro dan juga Proyek Kilang Donggi Senoro LNG (DSLNG).  Penyelesaian Proyek Hulu Senoro telah mencapai lebih dari 66% sementara Proyek DSLNG telah mencapai lebih dari 90% pada bulan Maret 2014. Perseroan juga telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) pada bulan Maret 2014 dengan PT Panca Amara Utama (PAU), sebuah perusahaan lokal produsen amoniak.  
Dalam PJBG ini, MedcoEnergi akan memasok gas sebesar 55 MMSCF per hari kepada PAU dengan harga gas yang disepakati berdasarkan harga amoniak internasional.  
Proyek Hulu Senoro dan Proyek DSLNG dijadwalkan akan selesai pada akhir tahun ini. “Pada Proyek Area 47 di Libya, Perseroan melalui joint venture Nafusah Oil Operations B.V. (“Nafusah”) saat ini sedang mempersiapkan pekerjaan detailed engineering design (“FEED”) yang akan selesai pada tahun ini, untuk kemudian dilanjutkan dengan proses pemilihan dan penunjukkan kontraktor EPC,” tuturnya.  
Selain itu, lanjutnya MedcoEnergi terus melanjutkan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi dan appraisal untuk menambah cadangan Migas di lapangan-lapangan yang sudah ditemukan sumber hidrokarbon di blok Area 47.
Sejalan dengan usaha efisiensi yang dilakukan terus-menerus, Perseroan berhasil mengurangi biaya operasi kantor pusat dan biaya operasional sebesar 15%, dari AS$142 juta di tahun 2012 menjadi AS$121 juta di tahun 2013.  
Di tahun 2013 lalu, lanjutnya, Perseroan berhasil membukukan keuntungan kotor dan pendapatan operasional masing-masing sebesar AS$ 367 juta dan AS$ 246 juta.
Pendapatan sebelum beban bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) tahun 2013 tercatat sebesar AS$ 349 juta, meningkat dari AS$ 346 juta di tahun 2012.   Dengan posisi kas yang kuat sebesar AS$ 524 juta di awal tahun 2013, Perseroan melakukan pelunasan beberapa hutang, khususnya untuk hutang-hutang dengan beban bunga yang tinggi.   Dengan ini, biaya beban bunga dan pembiayaan dapat ditekan menjadi AS$ 77 juta (dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar AS$ 95 juta).   
Laba bersih Perseroan dari operasi yang berjalan sebesar AS$ 40 juta atau relatif stabil bila dibandingkan pada tahun 2012 sebesar AS$ 41 juta.   Pada bulan Oktober 2013 Perseroan memutuskan untuk menghentikan dan menutup operasi kilang Etanol di Lampung karena tidak tersedianya pasokan bahan baku.  Penutupan operasi kilang Etanol ini menyebabkan kerugian Perseroan sebesar AS$ 24 juta.  Perseroan juga menerapkan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan standar dan kebijakan akuntansi, serta melakukan provisi untuk beberapa aset Migas yang mencerminkan nilai keekonomian aset tersebut.  Salah satu aset tersebut adalah blok eksplorasi Nunukan.   Dengan penutupan kilang Etanol dan penerapan provisi aset Migas Perseroan, MedcoEnergi mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk Perseroan (“Laba Bersih”) sebesar AS$12,6 juta pada 2013.
Walaupun menghadapi tantangan yang berat di tahun 2013, dengan turunnya harga minyak dan program efisiensi di Perseroan, pembangunan Proyek-Proyek Utama terutama Proyek Hulu Senoro, DSLNG dan Area 47 Libya masih dapat dijalankan.  “Dengan selesainya Proyek Hulu Senoro dan DSLNG pada akhir tahun ini yang akan diikuti oleh Proyek Block A dan Proyek Area 47 Libya mulai tahun 2016 dan seterusnya, saya sangat optimis Perseroan akan terus tumbuh, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” pungkasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kementerian PUPR Targetkan Jalan Perbatasan Kaltara-Kaltim Tersambung 2019

BALIKPAPAN-Pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan menjadi salah satu prioritas Kementerian

Sertifikasi Halal Tolak Dibawah Kemenag

JAKARTA- Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia