Menkeu: Jangan Takut Berinvestasi di Tahun Politik 2019

Thursday 4 Oct 2018, 1 : 32 am
by
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan Keynote Speech pada forum UOB Indonesia dengan topik “Economic Outlook 2019: Riding the Wave of Progressive Economic Growth” di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (03/10).

JAKARTA-Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta pelaku usaha untuk tidak takut berinvestasi di tahun politik 2019 nanti. Pasalnya, situasi dan kondisi politik dalam negeri relatif stabil dengan segala dinamika yang berkembang.

“Untuk tahun 2019, banyak yang mengatakan ini tahun politik. Saya rasa Indonesia is a mature enough democracy. Jadi, Indonesia itu sebetulnya tidak perlu harus watch and see. Karena itu menjadi less relevant,” tegas Menkeu pada forum UOB Indonesia dengan topik “Economic Outlook 2019: Riding the Wave of Progressive Economic Growth” di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (03/10).

Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan 2018 IMF and World Bank Annual Meeting yang akan diselengarakan pada tanggal 08-12 Oktober 2018 di Bali.

Dia menegaskan komitmen Pemerintah untuk selalu menggunakan utang secara prudent. Terkait tahun politik tahun 2019, Menkeu juga menyampaikan pentingnya utang untuk dikelola secara prudent merupakan concern bagi semua pihak baik petahana maupun pesaing politiknya.

Apalagi, jika diperhatikan semua partai politik baik di Pemerintah maupun di luar Pemerintah semua mempunyai kebijakan untuk mengelola utang secara baik.

“Kalau Anda lihat partai-partai, baik di Pemerintah maupun di luar Pemerintah semuanya sangat hawkish terhadap utang. Artinya kita punya self-correction. Ada semacam resistance terhadap deficit financing. Itu membuat confidence terhadap ekonomi Indonesia menjadi jauh lebih kuat,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Menkeu menegaskan kembali bahwa Pemerintah tidak mengandalkan utang untuk perbaikan dan pertumbuhan ekonomi, namun lebih kepada reformasi dan kerja keras.

“Saya sangat setuju bahwa kita supposed to be not rely too much on debt. We have to rely on reform. Kalau mau bangun, kerja keras, bukan utang banyak,” kata Menkeu.

Menkeu mengingatkan agar semua pihak tidak terlalu menyikapi utang secara berlebihan. Utang hanyalah merupakan salah satu instrumen fiskal yang digunakan Pemerintah secara fleksibel dan dikelola dengan prudent dalam rangka mendorong tercapainya masyarakat adil dan makmur. Saat ini, menurut Menkeu kondisi utang Indonesia dikelola dengan baik dan aman.

“Level of deficit and debt to deficit ratio adalah yang termasuk yang sangat prudent di dunia,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pertamina Foundation Jaring 280 Mahasiswa Untuk Dapatkan Beasiswa

JAKARTA-Penciptaan SDM unggul menjadi konsen Pertamina Foundation sebagai basis penciptaan
beban pokok penjualan KAEF di paruh pertama 2021 meningkat menjadi Rp3,7 triliun dari Rp2,9 triliun di periode yang sama 2020. Sehingga, laba bruto di Semester I-2021 menjadi Rp1,86 triliun.

Pemegang Saham Setujui Rencana KAEF Bagi Dividen Rp7,05 Miliar

JAKARTA-Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Kimia Farma (Persero)