MUI Jatim: Pekan Kondom Nasional Legalkan Seks Bebas

Tuesday 3 Dec 2013, 8 : 53 pm
by

SURABAYA-Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur menolak kebijakan bagi-bagi kondom gratis yang dilakukan di Jawa Timur dalam Pekan Kondom Nasional yang digagas Kementerian Kesehatan dan diselenggarakan oleh Komisi Penanggulangan AIDS Nasional (KPAN) dari 1-7 Desember. “Kami menolak kegiatan pekan kondom nasional dilaksanakan di Jatim.  Kegiatan ini sama saja melegalkan  seks bebas,” tegas Ketua MUI Jatim KH  Abdusshomad Buchori, Selasa (3/12).

Abdusshoma mengatakan, untuk mencegah penularan HIV/AIDS,  yang harus dilakukan adalah membuat peraturan yang ketat untuk mencegah seks bebas.  Sebab, sumber penyakit HIV/AIDS adalah pergaulan bebas. “Di Jatim, kami bekerja sama dengan Pemprov Jatim terus berusaha menutup lokalisasi  PSK. Dan saat ini kami berhasil menutup lokalisasi hingga 70%. Artinya yang harus dilakukan adalah memutus sumbernya,” ujar Abdusshomad.

Sebagai bentuk penolakan, kata dia, MUI Jatim akan membuat surat edaran yang ditujukan pada MUI kabupaten/kota. Selain itu juga pihaknya akan mengirim surat pada instansi terkait soal sikap MUI yang menolak pembagian kondom pada masyarakat.

Memang, dari data yang dihimpun, jumlah penderita HIV di Jatim terus bertambah mencapai mencapai 17.775 orang. Sedangkan untuk jumlah penderita AIDS secara kumulatif mencapai 7.834 orang. Namun jika dihitung berdasarkan tahun, maka  pada tahun 2013 ini jumlahnya hingga Juni mencapai 369 orang atau mengalami penurunan dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 1.227 orang pederita AIDS.

Untuk mereka yang mati terkena HIV/AIDS pada tahun 2013 ini  sebanyak 32 orang. Sedangkan pada tahun 2012 lalu sebanyak 228 orang. Dan mayoritas adalah kaum Adam yang suka njajan di lokalisasi PSK. 

Sedangkan  pakar penyakit tropik infeksi (HIV/AIDS) RSU Dr Soetomo Dr Erwin Astha Triyono SpPD KPTI FINASIM mengatakan maraknya seks bebas dan penggunaan obat terlarang, meningkatkan jumlah penderita HIV/IADS. “Seks bebas itu tidak selalu dilakukan remaja, karena banyak ibu-ibu rumah tangga yang terpapar HIV/AIDS akibat suaminya yang suka “jajan”,” tegasnya.

Erwin menjelaskan hal itu menunjukkan penderita HIV/AIDS tidak selalu dari “dunia hitam”. “Diskriminasi dan stigma dari masyarakat terhadap penderita HIV/AIDS sebagai kelompok ‘hitam’ membuat penderita menyembunyikan penyakit mereka,” ujar kata pria yang juga menjadi dosen di Universitas Airlangga ini.

Akibatnya, 90 persen pasien HIV/AIDS yang datang ke rumah sakit sudah dalam keadaan parah. Padahal HIV/AIDS bisa disembuhkan, asalkan pasien patuh pada dokter.  ”Angka kematian karena HIV-AIDS saat ini hanya 20 persen, bukan 100 persen seperti yang dipercaya masyarakat. Karena itu hindari berbagai hal yang berpotensi menyebarkan HIV, seperti seks bebas dan menggunakan obat terlarang (kasus narkoba jarum suntik),” pungkasnya

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Indonesia Berhasil Transaksi Pilot Project Imbal Dagang B-to-B ke Mesir

JAKARTA-Indonesia berhasil melakukan prosesi imbal dagang business to business (B-to-B)
Respons Usulan Kementerian BUMN, Sejumlah Ekonom Nilai BBTN Layak Terima PMN

BTN Gelar Program Supernova

JAKARTA-Direktur Consumer and Commercial Lending PT Bank Tabungan Negara (Persero)