JAKARTA-Indonesia tercatat sebagai negara dengan kesenjangan ekonomi keempat tertinggi dunia.
Untuk itu, gap ini harus segera diperkecil melalui kerja sama berbagai pihak.
“Bahkan kesenjangan umat ini juga menjadi kepedulian Presiden. Beliau mengatakan kesenjangan ekonomi ini sudah ada sejak lama dan berkomitmen untuk memperkecilnya. Misalnya dengan redistribusi asset dan lain-lain. Tentu saja setuju karena pandangannya sama dengan kita, kesenjangan ekonomi ini harus diperkecil,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ma’ruf Amin dalam acara peluncuran program Arus Baru Ekonomi Indonesia Jakarta (21/6).
Berdasarkan laporan tahunan “Global Wealth Report 2016” dari Credit Suisse menyebutkan ketidakmerataan ekonomi Indonesia mencapai 49,3 persen.
Itu artinya hampir setengah aset negara dikuasai satu persen kelompok terkaya nasional.
Kesenjangan ekonomi paling besar terjadi di Rusia.
Sebanyak 74,5 persen kekayaan negara itu dikuasai oleh satu persen kelompok paling kaya. India berada di urutan kedua dengan tingkat kesenjangan mencapai 58,4 persen.
Ketidakmerataan ekonomi India hampir setara dengan Thailand yang berada di posisi ketiga mencapai 58 persen.
“Program Arus Baru Ekonomi Indonesia” merupakan program pemberdayaan ekonomi umat yang melibatkan banyak pihak termasuk pondok-pondok pesantren dan berbagai organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam. Progam ini diinisiasi oleh Medco Group, BUMN PT. Bahana Artha Ventura (BAV), dan MUI.