Negara Harus Berperan Aktif Cegah Ketimpangan

Friday 22 Mar 2013, 1 : 27 pm
by

JAKARTA-Ketimpangan pendapatan antara miskin dan kaya di Indonesia sangat melebar.  Jika kondisi ini tidak diatasi maka akan berpotensi melahirkan gejolak sosial yang pada akhirnya menganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Menurut Direktur Eksekutif Perkumpulan Prakarsa, Setyo Budiantoro pemerataan kesejahteraan rakyat merupakan kunci demokrasi bermutu.  Tanpa pemerataan mustahil demokrasi tumbuh. “Kalau kita lihat akumulasi kekayaan di China, dari 115 orang China menguasai hampir hampir 4 persen dari GDP.  Sementara di Indonesia, 40 orang menguasai lebih dari 10 persen dari GDP. Hal ini  menunjukkan bahwa tingkat kesenjangan di Indonesia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan China,” ujar dia di

Karena itu kata dia pemerataan kekayaan memang begitu mendesak di Indonesia.  Saat ini, data kemiskinan Indonesia tidak mengalami perubahan. “Di Indonesia kepanjangan tangan dari pemerintah belum ada. Di China, pemerintah sangat berperan sehingga jumlah kemiskinan di sana banyak ditanggulangi,” tutur dia.

Artinya, kontribusi pemerintah dalam mengatasi kesenjangan di China sangat tinggi. Meskipun kesenjangan di China meningkat tetapi kemiskinan berkurang banyak. “Tetapi di Indonesia kan nggak. Jumlah kalangan atas semakin meningkat, sementara yang di bawah masih tetap di bawah. Jadi saya melihat hal itu menjadi yang perlu diperhatikan di Indonesia,” kata dia.

Dia menilai, ada perbedaan yang sangat besar antara Indonesia dan China dalam mengelola ekonominya.  Model pembangunan ekonomi di China mirip dengan Korea.  Artinya, negara berperan aktif dalam pembangunan.  Pola yang sama dilakukan oleh Jepang sehingga Jepang menjadi negara yang sukses membangun industry dan pertanian. Keberhasilan pembangunan ini berdampak  pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kalau di kita, nggak seperti itu. Kita terlalu percaya dengan pasar bebas,” imbuh dia.

Dengan pasar bebas kata dia pemerintah lebih percaya.  Karena terlalu menganut pasar bebas, negara Indonesia kebanjiran produk impor.  Dampaknya, industri dalam negeri tidak kompetitif. “Daya saing produk kita juga rendah karena terlalu mengandalkan impor,” imbuh dia.

Karena itu kata dia, untuk menyelamatkan Indonesia maka negara harus melakukan langkah strategis dengan mementingkan kepentingan nasional.

Salah satu faktor yang membuat ekonomi China  tumbuh adalah keberanian memberantas korupsi. Pelaku korupsi di China tidak pernah diberi kompromi. “Di China, orang korupsi di hukum mati. Langkah ini  sebagai upaya dari pemerintah untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat. Kalau di Indonesia kan saling kait mengait, orang saling berburu rente (keuntungan),” kata dia.
 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Anas Thahir: Nyamankan Suasana Pemilu dan Enak Ditonton

BANYUWANGI-Pelaksanaan Pemilu serentak baik Presiden, DPR, DPRD dan DPD tinggal
IPO

Siap Melantai di BEI, Maja Agung Latexindo Tawarkan Saham IPO Rp160-Rp170 per Unit

JAKARTA-PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI), calon emiten bidang produsen