JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2014, sesuai dengan publikasi Badan Pusat Statistik, tercatat surplus 0,13 miliar dolar AS setelah pada bulan sebelumnya mengalami defisit sebesar 0,29 miliar dolar AS.
Data Bank Indonesia (BI) menyebutkan, membaiknya kinerja neraca perdagangan tersebut dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan nonmigas Juli 2014 yang meningkat dan melampaui defisit neraca perdagangan migas yang melebar dibandingkan kondisi Juni 2014.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi, BI, Tirta Segara mengatakan surplus neraca perdagangan nonmigas pada Juli 2014 tercatat sebesar 1,73 miliar dolar AS, lebih besar dibandingkan dengan surplus pada Juni 2014 sebesar 0,31 miliar dolar AS.
“Meningkatnya surplus nonmigas tersebut dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas sebesar 19,55% (mtm) yang melampaui penurunan ekspor nonmigas sebesar 7,86% (mtm),” jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (1/9).
Menurutnya, penurunan impor nonmigas terjadi pada 10 golongan barang utama, dengan penurunan terbesar terjadi pada golongan mesin dan peralatan mekanik.
Sementara itu, penurunan ekspor nonmigas terutama dipengaruhi oleh turunnya ekspor mesin/peralatan listrik, karet dan barang dari karet, mesin/pesawat mekanik, perhiasan/permata, serta kendaraan dan bagiannya.
Di sisi lain, ekspor batubara, minyak nabati, dan produk manufaktur seperti pakaian dan barang-barang rajutan serta bahan kimia organik mengalami peningkatan.
Penurunan ekspor nonmigas Juli 2014 terjadi pada hampir seluruh negara tujuan utama seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang, dan Singapura, sedangkan ekspor ke India dan Australia tercatat meningkat.
Perbaikan kinerja neraca perdagangan Juli 2014 tertahan oleh melebarnya defisit neraca perdagangan migas yang naik menjadi 1,60 miliar dolar AS dari 0,60 miliar dolar AS di bulan Juni 2014.