JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat neraca perdagangan Indonesia Juni 2020 kembali mencatat surplus 1,27 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya juga mencatat surplus 2,02 miliar dolar AS.
“Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Juni 2020 mencatat surplus 5,50 miliar dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mengalami defisit 1,87 miliar dolar AS,” ujar Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko di Jakarta, Kamis (16/7).
BO katanya memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.
“Ke depan, BI terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan,” jelasnya.
Dia mengatakan surplus neraca perdagangan Juni 2020 dipengaruhi surplus neraca perdagangan nonmigas dan penurunan defisit neraca perdagangan migas.
Neraca perdagangan nonmigas Juni 2020 mencatat surplus 1,36 miliar dolar AS.
Perkembangan ini dipengaruhi ekspor beberapa komoditas yang tetap baik seperti minyak kelapa sawit, kopi, dan biji tembaga, meskipun impor nonmigas meningkat sejalan dengan kembali membaiknya aktivitas ekonomi pasca relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas menurun dari 96,9 juta dolar AS pada Mei 2020 menjadi sebesar 95,2 juta dolar AS, dipengaruhi peningkatan ekspor migas khususnya industri pengolahan hasil minyak dan minyak mentah.