November 2019, BPS Ungkap Tekan Inflasi Sebesar 09,14%

Monday 2 Dec 2019, 12 : 20 pm
Jawapos.com
Jawapos.com

JAKARTA-Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan tekanan inflasi pada November 2019 mencapai 0,14%. Berdasarkan kajian BPS, tekanan inflasi ini terjadi pada 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK).

“Perkembangan harga berbagai komoditas menunjukkan adanya kenaikan. Hasil pantauan BPS di 82 kota inflasi menunjukkan pada November terjadi inflasi 0,14%” kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Senin (1/12/2019).

Pemicu inflasi 0,14% di November membuat dampak inflasi tahun kalender Januari-November menjadi 2,37%. Sehingga secara tahunan atau year on year (yoy) sebesar 3%. “Dengan angka ini maka inflasi tahun kalender sebesar 2,37% dan inflasi tahunan YoY adalah sebesar 3,00%” tambahnya.

Dari 82 kota, terjadi inflasi di 57 kota, sementara 25 kota lainnya masih deflasi. “Inflasi tertinggi di Manado, deflasi tertinggi di Tanjung Pandang dengan -1,06% karena ada penurunan tarif angkutan udara dan penurunan harga beberapa komoditas ikan,” jelasnya.

Pemerintah menargetkan inflasi tahunan sepanjang 2019 di 3,5 persen (yoy). Sementara, Otoritas moneter Bank Indonesia menjangkar inflasi tahunan di 2,5-4,5 persen (yoy). Jika dibandingkan September 2019, inflasi bulanan pada bulan kesepuluh ini menunjukkan penurunan dibanding 0,27 persen (mtm) pada September 2019.

Suhariyanto menjelaskan jika dilihat secara komponen, kelompok bahan makanan jadi, minuman, dan tembakau mengalami inflasi tertinggi sebesar 0,45 persen dengan sumbangan kepada inflasi sebesar 0,08 persen. Dari komponen ini komoditas yang cukup dominan kepada inflasi adalah nasi dan lauk pauk, rokok kretek dan rokok putih yang menyumbang inflasi masing-masing sebesar 0,01 persen.

Komponen kedua yang megalami inflasi tertinggi adalah kelompok tarif kesehatan dengan tingkat inflasi 0,3 persen. Kelompok tarif kesehatan ini seperti jasa kesehatan inflasi 0,15 persen, obat-obatan inflasi 0,71 persen, perawatan jasmani dan kosemtika inflasi 0,29 persen. Namun, andil kelompok ini relatif kecil terhadap inflasi yakni hanya 0,01 persen.

Di kelompok bahan makanan secara keseluruhan tercatat deflasi 0,41 persen dengan kontribusi deflasi 0,08 persen. Namun terdapat beberapa komoditas yang mengalami kenaikan yakni harga daging ayam ras sebesar 0,05 persen dan bawang merah sebesar 0,02 persen.

“Tetapi karena banyak komoditas yang mengalami penurunan harga seperti cabai, maka bahan makanan mengalami deflasi 0,41 persen,” katanya. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Target Pertumbuhan Kredit Bank Danamon 10%

JAKARTA-PT Bank Danamon, Tbk berupaya keras menargetkan pertumbuhan kredit 10%

Menemukan Kesejatian Pancasila

Oleh: Gabriel Mahal Kamis 1 Oktober 2015, kita peringati sebagai