Pabrik Coklat, Cargill Investasi Rp 1 Triliun di Gresik

Tuesday 7 May 2013, 9 : 18 pm
tribunnews.com

JAKARTA- Pabrik pengolahan kakao (coklat) yang dimiliki perusahaan pangan asal AS, Cargill mulai dibangun di Gresik, khususnya di Kawasan Industri Maspion V Gresik, Jawa Timur.  “Dengan adanya investasi ini memungkinkan kami untuk mendukung pertumbuhan dan pemrosesan kakao lokal, dan menyediakan produk kakao dengan kualitas yang baik untuk melayani kebutuhan pertumbuhan pelanggan kami di Asia,” kata Presiden Cargill Cocoa & Chocolate, Jos De Loor di Jakarta, Selasa (7/5)

Pihaknya, kata Jos De Loor, berharap pembangunan pabrik coklat ini bisa menumbuhkan perekonomian di dalam negeri. “Kami sangat senang sampai pada tahap ini dalam memperkuat bisnis kami di Indonesia. Kami telah melihat pertumbuhan yang signifikan akan permintaan produk kakao dalam negeri,”  tambahnya.

Tujuan dibangunnya pabrik baru ini, diakui Jos, juga untuk merangsang pertumbuhan dan pengembangan sektor kakao di Asia dalam memenuhi permintaan yang naik terhadap produk kakao di kawasan ini. “Pabrik ini akan menjadi pabrik pengolahan kakao pertama Cargill di Asia, sebagai komitmen Cargill mengembangkan dan menumbuhkan industri kakao di Indonesia dan Asia,” paparnya.

Dalam keterangannya, Jos menambahkan proyek ini bisa menyerap sekitar 200 tenaga kerja baru di Indonesia, demikian juga berbagai posisi di bagian penelitian dan pengembangan kakao yang sebelumnya telah ada di Kuala Lumpur dan Beijing, untuk melayani kebutuhan pelanggan di Asia.

Pabrik ini yang diperkirakan akan rampung pada pertengahan 2014, akan membutuhkan sekitar 70,000 metrik ton biji kakao untuk memproduksi berbagai produk untuk kebutuhan pasar Asia. Hasil dari produksinya akan berbentuk bubuk, cairan dan lemak kakao (butter), termasuk produk bubuk premium kakao Gerkens.

 

Sejak kami beroperasi tahun 1995, saat ini Cargill memiliki dua lokasi pembelian bahan baku biji kakao yaitu di Makassar dan Palu, dan nanti saat pabrik baru ini beroperasi. , Cargill akan melipat gandakan pembelian biji kakao dari petani untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam negeri, yang memberikan kesempatan kepada petani kecil untuk memasarkan hasil panen. “Melalui kerja sama dengan petani kecil, pelanggan dan pemerintah daerah untuk menghidupkan industri kakao Indonesia di masa depan. Hubungan kami dengan petani kakao telah terjalin selama bertahun-tahun, di sejumlah Negara dan wilayah di luar Indonesia,” pungkasnya. **can

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemenperin Siap Luncurkan INDI 4.0

JAKARTA-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan meluncurkan indikator penilaian untuk tingkat kesiapan
Industri

Tumbuh Positif, Industri Masih Kontributor Terbesar Ekonomi Hingga 19 %

JAKARTA-Sektor industri masih memberikan kontribusi paling besar terhadap struktur produk