PBNU : Amanah Kebangsaan Benteng Penolak ISIS

Wednesday 5 Nov 2014, 12 : 57 am

JAKARTA-Indonesia dalam berbangsa dan bernegara mengemban amanah agama dan kebangsaan. Keduanya menjadi komitmen dan  landasan membangun peradaban. “Jadi, kita menolak bentuk aliran dan bentuk negara serta khilafah apapun kecuali khilafah nasionalis,” kata kata Ketua Umum PBNU, KH  Said Aqil Siradj dalam diskusi publik ‘Indonesia Menolak Teroris, NKRI Harga Mati’ bersama anggota F-PKB DPR KH. Maman Imanulhaq.
Acara dibuka  Ketua MPR RI Zulkifli Hasan dan moderator Ketua FPKB DPR RI A. Hilmy Faishal Zaeni.di Gedung DPR RI Jakarta, Selasa (4/11/2014).

Menurut Kang Said, amanah kebangsaan menjadi penegasan komitmen bersama untuk menolak kekerasan atas nama agama apapun di negeri ini. “Apalagi, sebagai bangsa, Indonesia mengemban dua amanah, yaitu amanah agama dan amanah kebangsaan,” ungkapnya.
Lebih jauh Said Aqil menjelaskan keberadaan  ISIS sudah jelas bertentangan dengan Islam. Sehingga tak mungkin dibiarkan berkembang di Indonesia.

Karena itu, lanjut Saiq Aqil, banyak negara Islam khususnya di Timur Tengah hancur. Akibat tidak memiliki komitmen untuk menyelamatkan bangsa. “Contohnya, Irak, Suriah, Libya, Afghanistan dan lainnya,” ucapnya.

Said Aqil menambahkan pertumpahan darah atas nama Islam termasuk yang dilakukan Islamic State Iraq and Suriah (ISIS) adalah sangat memalukan. “Sekaligus merontokkan peradaban Islam itu sendiri. Karena itu kita wajib mengawal dan menjaga NKRI,” imbuhnya.

Sementara Ketua MPR Zulkifli Hasan menilai Indonesia memiliki Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI, maka sulit bagi ISIS dan kelompok-kelompok radikal Islam lainnya berkembang di negeri ini. Karena bisa merusak Indonesia. “Bahwa 4 pilar itu merupakan janji kebangsaan kita dalam berbangsa dan bernegara dan itu wajib dilaksanakan,” terangnya.

Karena itu, sambung Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini, tak perlu berdiskusi lagi soal bentuk kebangsaan Indonesia ini, termasuk berbicara soal hak asasi manusia (HAM). ”
Sebab, banyak kalangan Barat yang mengatakan Islam itu teroris, anarkis, bom bunuh diri dan tak berperikemanusiaan. Saya bilang, jangan ajari kami soal HAM, karena Islam telah mengajarkan bagaimana kami memberi minum kucing yang sedang haus, apalagi manusia,” ujar Zulkifli.

Namun demikian,  kata Maman, tidak mustahil ISIS berkembang di Indonesia jika pemahaman agama masyarakat sendiri tidak baik. Apalagi belum memahami agama Islam itu sendiri secara benar. “Untuk itulah tugas NU sebagai ormas Islam terbesar di dunia, untuk terus memberikan pemahaman dan pencerahan agama,” tutur KH Maman lagi.

Hanya saja, kata Kang Maman,  hal itu harus dibantu dengan anggaran operasional yang memadai, dan bukan saja untuk operasional keamanan kepolisian.

Dengan demikian, lanjut Kang Maman, sejauh mana PKB akan memperjuangkan nilai-nilai Islam moderat dan rahmatan lilalamin ini agar negara selalu hadir dan bertindak tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum, terlepas dari apapaun agama, suku, ras dan golongannya. “Sebab, hanya ketegasan hukum yang merupakan kunci terhadap kekerasan atas nama agama dan lainnya,” pungkas Maman. (ek)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Tampilkan Ladies Market, ThamrinCity Bidik Kaum Hawa

JAKARTA-Kebutuhan belanja fashion dan aksesoris wanita menjadi perhatian khusus pengelola

Pelaku Dalang atau Wayang Untuk Membantai Dewi Tanjung

OLeh: Hj Dewi Tanjung Pelaku penyiraman kepada Novel Baswedan sudah