Pelaku Dalang atau Wayang Untuk Membantai Dewi Tanjung

Monday 30 Dec 2019, 8 : 23 pm
by
Dewi Tanjung

OLeh: Hj Dewi Tanjung

Pelaku penyiraman kepada Novel Baswedan sudah diamankan oleh pihak kepolisian pada Kamis 26 Desember 2019 di Cimanggis Depok. Dua orang pelaku penyiraman air keras kepada Novel di giring ke Mabes polri.

Berita ini menjadi Hot news di semua media. Karena ini adalah sebuah kemajuan luar biasa yang dilakukan oleh kepolisian dalam proses hukum mencari dalang dan pelaku penyiraman air keras selama 2 tahun.

Begitu banyak opini yang berkembang di masyarakat. Dan tak jarang berita yang simpang siur tentang penangkapan pun beredar luas di media sosial.

Seperti contoh Pernyataan Ketua Presidium IPW Neta S Pane mengaku mendapat info A1 bahwa pelaku hanya Tunggal dan menyerahkan diri ke polisi. Sedangkan Kabareskrim mengatakan pelaku 2 orang di tangkap di Cimanggis Depok.

Dua Hal ini saja sudah membuat masyarakat bingung, mana yang benar “Pelaku di Tangkap atau menyerahkan diri kepolisi. Tapi mari kita kesampingkan dulu masalah pelaku di tangkap atau menyerahkan diri kepolisi.

Ada hal yang jauh lebih menarik yaitu Pernyataan Kuasa Hukum Novel Baswedan yang ragu dan tidak mempercayai pelakunya dan pernyataan itu di ucapkan oleh Novel dan kuasa hukum Novel di beberapa media.

Tapi ada salah satunya pernyataan dari Haris Azhar yang mengaku kuasa hukum dan Ketua Komnas HAM di Program Kabar Petang TVOne Sabtu 28 Desember kemarin.

Haris Azhar sempat mengatakan Penangkapan Pelaku penyiraman air keras ini adalah seolah-olah upaya pembantaian kepada Dewi Tanjung.

Cukup menarik sekali pernyataan dari Harris Azhar tersebut di tengah panasnya pemberitaan kasus penyiraman air keras tersebut.

Harris memberikan kesan bahwa Sosok Dewi Tanjung adalah Momok yang menakutkan sehingga harus di bantai secara bersama-sama antara pihak Novel Baswedan dan kepolisian.

Pertanyaannya “BEGITU MENAKUTKANKAH SOSOK DEWI TANJUNG INI ??

Pihak mana yang merasa terganggu oleh kehadiran sosok perempuan yang bernama Dewi Tanjung ? Apakah pihak kepolisian atau pihak Novel Baswedan sendiri.

Tapi yang sangat lucu sekali yang mana kuasa hukum Novel Baswedan termasuk Harris Azhar ini justru menyudutkan dan meragukan kerja polisi sehingga mereka menduga bahwa pelaku ini adalah wayang atau tumbal untuk menutupi kasus Novel Baswedan yang sebenarnya.

Sangat menarik sekali di tengah upaya melemahkan hasil kerja polisi terdapat pernyataan Penangkapan Pelaku penyiraman air keras ini adalah untuk membantai Dewi Tanjung.

Disini saya hanya bisa tersenyum karena sosok Dewi Tanjung menjadi momok yang menggangu dan menakutkan.

Siapa Dewi Tanjung sebenarnya, dia hanya perempuan biasa dari kampung di Kabupaten Bogor yang sedang mencari fakta kebenaran akan kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan.

Dewi Tanjung hanya mau menyampaikan ketidak percayaan masyarakat atas kebutaan yang di alami oleh Novel Baswedan akibat penyiraman air keras. Karena terlalu banyak kejanggalan yang terjadi pada luka dan mata Novel Baswedan.

Novel mengaku di siram air keras sehingga kedua matanya buta tapi yang sangat anehnya kelompak mata Novel Baswedan normal tidak ada kesan pernah terkena air keras tapi biji matanya bisa buta.

Kembali lagi pada pembahasan di awal tadi bahwa penangkapan pelaku ini adalah bentuk pembantaian kepada Dewi Tanjung.

Pertanyaan nya Siapa yang ingin membantai Dewi Tanjung ? Kepolisian atau pihak Novel Baswedan.

Apabila pelaku ini adalah wayang atau tumbal, siapakah yang memasang pelaku untuk menjadi wayang atau tumbal Pihak Kepolisian atau Pihak Novel Baswedan sendiri.

Kalau pelaku tumbal pihak kepolisian ada Dendam apakah pihak kepolisian kepada Dewi Tanjung sehingga harus membuat skenario penangkapan pelaku penyiraman air keras ke Novel Baswedan.

Tapi tidak menutup kemungkinan Pelaku adalah wayang atau tumbal yang di pasang oleh pihak Novel Baswedan untuk membantai Dewi Tanjung, karena yang kita tahu saat ini Dewi Tanjung sedang melaporkan Novel Baswedan atas dugaan rekayasa kasus penyiraman air keras.

Dan pihak novel Baswedan berupaya menyudutkan dan melemahkan kerja polisi dengan pernyataan-pernyataan mereka di media massa dan media online yang meragukan atas penangkapan pelaku penyiraman air keras tersebut.

Sekarang kita hanya bisa menonton seperti apa ending dari drama tersebut. Apakah ini drama akan berkelanjutan seperti drama yang penuh intrik dan persekongkolan. Atau drama ini akan berakhir dengan sangat manis sekali.

Penulis adalah pemerhati masalah hukum yang juga Politisi PDI Perjuangan di Jakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Pertamina Atur Kuota APBN-P, Agar Solar dan Premium Cukup

JAKARTA-PT Pertamina (Persero) sebagai salah satu badan usaha penyalur BBM

Industri Daur Ulang Topang Implementasi Ekonomi Berkelanjutan

KARANGANYAR-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) aktif mendukung implementasi konsep circular economy atau