Pemakaian Listrik Turun Signifikan Saat Lebaran

Friday 25 Jul 2014, 5 : 59 pm
by

JAKARTA-Pemakaian listrik saat libur lebaran 1435 H tahun ini diprediksi turun siginifikan dibandingkan hari-hari biasa diluar lebaran. Hal ini karena pada hari lebaran dan beberapa hari sebelum dan sesudahnya pabrik-pabrik tidak berproduksi dan perkantoran banyak yang libur. Pemakaian listrik diwilayah perkotaan juga menurun akibat berkurangnya penduduk kota seperti Jakarta yang mudik ke daerah.

Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto, mengatakan kesempatan ini bisa digunakan PLN untuk sejenak mengistirahatkan beberapa pembangkitnya dan melakukan pemeliharaan infastruktur kelistrikan. Kondisi kelistrikan secara umum aman dan PLN siaga 24 jam sehari dan 7 hari seminggu untuk mengawal keandalan pasokan listrik. “Pada hari H lebaran, Senin, 28 Juli 2014 beban puncak (BP) tertinggi di sistem kelistrikan Jawa Bali diprediksi sebesar 14.481 MW atau turun sekitar 38 % dari hari biasa. Sedangkan beban terendah diprediksi sebesar 9.550 MW. Beban puncak normal pada hari kerja di Jawa Bali sekitar 23.350 MW sedangkan beban tertinggi yang pernah dicapai sebesar 23.420 MW pada tanggal 9 Juni 2014 jam 18.50 WIB. Daya mampu pembangkit di Jawa Bali saat ini sebesar 31.456 MW. Penurunan beban lebaran di Jawa Bali sangat signifikan karena beban industri dan bisnis sangat besar,” jelas dia dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (25/7).

Sedangkan di Sumatera BP tertinggi pada hari lebaran diprediksi sebesar 3.705 MW atau turun 18 % dibanding pada hari biasa yang sebesar 4.483 MW. Sumatera terbagi menjadi tiga sistem kelistrikan besar yaitu Sumatera Bagian Selatan meliputi Sumatera Selatan, Lampung dan Bengkulu, Sumatera Bagian Tengah meliputi Sumatera Barat, Riau dan Jambi dan Sumatera Bagian Utara meliputi Sumatera Utara dan Aceh. Selain itu terdapat sistem kelistrikan Bangka Belitung, sistem Kepulauan Riau dan sistem Batam yang terpisah dengan pulau besar Sumatera.

Di Indonesia Timur (Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua), total BP tertinggi  pada hari lebaran diprediksi sebesar 2.459 MW atau turun 6,75 persen dibanding beban pada hari biasa yang sebesar 2.637 MW. Ini adalah total beban 15 sistem kelistrikan besar di Indonesia Timur yaitu sistem Katulistiwa, sistem Barito, sistem Mahakam, sistem Bontang, sistem Ambon, sistem Ternate, sistem Sorong, sistem Jayapura, sistem Sulawesi Utara, Tengah dan Gorontalo, sistem Palu, sistem Poso, sistem Sulawesi Selatan dan Barat, sistem Kendari, sistem Lombok dan sistem Kupang. Selain itu terdapat beberapa sistem kelistrikan kecil yang sifatnya terpisah-pisah (isolated). Secara global di Indonesia Timur penurunan beban saat lebaran dibanding hari biasa terlihat tidak terlalu signifikan. Hal ini karena beban sistem didominasi oleh beban rumah tangga (residensial).

Turunnya pemakaian listrik berdampak pada operasional pembangkit-pembangkit listrik.  Di Jawa, sebanyak 16 pembangkit listrik berkapasitas 6.706 MW mendapatkan kesempatan untuk “beristirahat” atau berhenti sementara beroperasi (reserved shutdown). Masa istirahat ini mulai dilaksanakan dari tanggal 24 Juli 2014 hingga 5 Agustus 2014, dengan jangka waktu istirahat bergiliran dan berbeda-beda untuk tiap-tiap pembangkit.

Meskipun sebagian pembangkit istirahat, PLN tetap mengutamakan keandalan pasokan listrik. Karena itu, meskipun beberapa pembangkit beristirahat, namun apabila diperlukan sewaktu-waktu harus bisa dinyalakan dengan cepat. PLN juga telah menyiagakan piket khusus lebaran di seluruh pembangkit dan Gardu Induk. Unit-unit pelayanan PLN juga telah diperkuat dengan piket khusus yang siaga selama  24 jam.

Sementara itu, jelasanya kondisi pasokan daya pada sistem kelistrikan luar Jawa Bali secara umum relatif aman. Meski demikian pada periode tertentu, beberapa sistem kelistrikan di luar Jawa Bali akan beroperasi dengan pasokan daya yang relatif cukup (kondisi siaga).

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Polisi Punya Utang Kasus Korupsi Rp 1,82 Miliar

JAKARTA-Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis tren penyidikan kasus korupsi 2015

BI : Formula Kenaikan Tarif Listrik Harus Diatur

JAKARTA-Bank Indonesia memprediksi pemangkasan subsidi listrik untuk segmen 900 VA