Pemanfaatan Panas Bumi Akan Ditingkatkan Menjadi 16,8% di 2025

Saturday 14 Mar 2020, 6 : 30 pm
by
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Tomohon, Sulawesi Utara

TOMOHON-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus memaksimalkan penggunaan energi bersih melalui pengembangan panas bumi untuk memenuhi kebutuhan suplai energi nasional.

Menurut catatan terbaru Badan Geologi, potensi panas bumi di Indonesia sebesar 23,9 Giga Watt (GW) hingga Desember 2019.

“Kita sudah koreksi jadi 23,9 GW kalau sebelumnya ada informasi 27 GW. Kita hitung ulang dan koordinasi dengan tenaga ahli (panas bumi). Potensi ini baru dipakai 8,9% atau 2.130,6 Mega Watt (MW). Jadi masih banyak yang belum dimanfaatkan,” kata Kepala Subdit Pengawasan Eksplorasi dan Eksploitasi Direktorat Panas Bumi Ditjen EBTKE Budi Herdiyanto di sela-sela kunjungan ke Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong di Tomohon, Sulawesi Utara pada Jumat (13/3).

Melihat besarnya potensi tersebut, sambung Budi, Pemerintah menargetkan peningkatan pemanfaatan panas bumi menjadi 7.241,5 MW atau 16,8% di 2025.

“Kita sudah punya roadmap untuk menjalankan 46 proyek (panas bumi) dengan total kapasitas sebesar 1.222 MW. Kita harapkan bisa berkontribusi tambahannya 5.000 MW dari sekarang sekitar 2000an MW,” kata Budi.

Budi menggambarkan kapasitas terpasang pembangkit berbasis energi tersebut saat ini berada di 16 Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP). Pada 2019 seluruh WKP mampu memproduksi setrum listrik hingga 13.978 Giga Watt Hour (GWh) dari 101,5 juta ton produksi uap.

Salah produksi tersebut dihasilkan dari WKP Lahendong.

“WKP Lahendong memiliki total kapasitas sebesar 120 MW dimana masing-masing unit berkapasitas 1 X 20 MW. Unit 1 hingga 4 dijalankan dengan skema perjanjian jual beli uap, sementara unit 5-6 menggunakan skema perjanjian jual beli listrik,” tutur Budi.

General Manager Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong Salvius Patangke mengungkapkan, kinerja produksi WKP Lahendong sampai tahun 2020 menunjukkan performa yang positif. “Kapasitas uap yang tersedia untuk pembangkitan PLTP Unit 1,2,3,4,5 dan 6 saat ini adalah setara 110 MW, beberapa sumur sedang dalam persiapan produksi (Pembangunan Proyek Pemipaan Cluster LHD-13 ke LHD-5) dan diharapkan pertengahan tahun 2020 lapangan uap di Lahendong dapat mensuplai PLTP milik PLN dengan kapasitas maksimal (4 x 20 MW),” kata Salvius.

WKP Lahendong sendiri memiliki 39 sumur tersebar di 11 cluster yang berada di Wilayah Lahendong (Kecamatan Tomohon Selatan, Keca. Sonder, Kec. Remboken), dengan rincian 14 sumur produksi, 6 sumur reinjeksi dan 19 sumur monitor. Sumur-sumur tersebut tersebar di unit 1 hingga 4.

Sementara pada Unit 5-6,Pembangkit tersebut memiliki 14 sumur di 5 Cluster yang berada di Wilayah Tompaso (Kec. Tompaso, Kec. Tompaso Barat, Kec. Langowan Utara, Kec. Kawangkoan) dengan rincian, 5 sumur produksi, 4 sumur reinjeksi dan 5 sumur monitor.

Sumbangsih PGE sendiri dalam Sistem Sulawesi Utara dan Gorontalo (Sulutgo) adalah sebesar 120 MW dari Daya Mampu Pasok Sistem sebesar 562 MW atau sebesar 21,33% pada bulan Februari lalu.

Diharapkan dengan peran PGE dan pihak swasta yang terus terlibat dalam bisnis panas bumi menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki kapasitas terbesar di dunia.

“Saat ini kita sudah melewati Filipina dengan menempati peringkat kedua setelah Amerika Serikat,” tukas Salvius.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Klaim IDI Sebagai Wadah Tunggal, Cerminan Sikap Congkak dan Feodal

Oleh: Petrus Selestinus Kementerian Hukum dan HAM telah mengesahkan status

Indonesia Diuntungkan Perang Dagang AS-China

JAKARTA-Menteri Perindustrian (Menperin), Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia menjadi salah satu