Pemerintah Dorong Percepatan Pertumbuhan Industri Nasional

Thursday 4 Dec 2014, 5 : 24 pm
by
Menperin Saleh Husin didampingi Sekjen Kemenperin Syarif Hidayat berdiskusi dengan Ketua Komisi VI DPR RI Teguh Juwarno

BATAM – Pemerintah terus berupaya mempercepat akselerasi pengembangan industri, baik dari sisi perencanaan program maupun target yang dicanangkan dalam rangka peningkatan daya saing industri dan ekonomi.

Untuk itu, Kementerian Perindustrian telah melaksanakan tiga program utama yaitu ilirisasi industri berbasis agro, berbasis bahan tambang mineral, serta berbasis migas, meningkatkan daya saing industri berbasis pada sumber daya manusia, pasar domestik dan ekspor; dan pengembangan industri kecil dan menengah.

Selain program percepatan tersebut, Kementerian Perindustrian juga terus mensosialisasikan gerakan optimalisasi penggunaan produk dalam negeri di semua sektor, baik barang maupun jasa.

“Salah satu sektor yang berpotensi mengkonsumsi produk industri dalam negeri adalah barang/jasa penunjang migas,” tegas Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya pada kunjungan kerja di PT. Citra Tubindo, Batam, Kamis (4/12).

Beberapa tahun terakhir jelasnya, Indonesia mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan negara-negara lain di kawasan Asia.

Pada kuartal ke-3 tahun 2014, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,01% dan industri non-migas tumbuh sekitar 4,99%.

Perlambatan pertumbuhan industri non-migas tersebut dikarenakan neraca perdagangan yang belum membaik.

“Hasil itu perlu kita apresiasi mengingat di tengah tekanan ekonomi global, Indonesia masih mampu tumbuh positif dan diharapkan mampu terus memainkan peranannya dalam global supply chain,” tegasnya.

Sementara itu, pada kuartal ke-3 tahun ini, pertumbuhan terbesar dicapai oleh industri pulp dan paper, barang kayu dan hasil hutan lainnya, serta industri makanan dan minuman.

Menperin menegaskan, besarnya potensi penggunaan produk dalam negeri dalam sektor industri penunjang migas juga turut ditopang oleh kemampuan industri dalam negeri yang telah mampu memenuhi spesifikasi produk minimal yang dibutuhkan industri hulu migas.

Dalam catatan Kemenperin, sebanyak 2883 perusahaan dalam negeri yang secara aktif di sektor ini, yakni 749 perusahaan di bidang jasa pengeboran, inspeksi dan transportasi; 2000 perusahaan jasa konsultan kegiatan operasi migas; dan 134 perusahaan produsen barang dan peralatan penunjang migas, seperti pipa salur, rig, OCTG serta peralatan handling lainnya.

Namun demikian, sektor industri penunjang migas juga menghadapi tantangan yang tidak ringan, antara lain sebagian besar bahan baku yang masih tergantung dari impor, belum lengkapnya struktur industri, membanjirnya produk impor, komitmen dalam penggunaan produk dalam negeri serta akan segera di-implementasikannya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 yang mengakibatkan free flow perdagangan dan jasa serta Sumber Daya Manusia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Idealnya Porsi Asing di Bank 41 %

JAKARTA- Bank Indonesia (BI)  perlu melakukan upaya strategis mengurangi dominasi

Fokus Mengurangi Kemiskinan, Presiden Minta Dana Kelurahan Rp 3 Triliun Dikawal

JAKARTA-Presiden Joko Widodo menegaskan, bahwa tujuan utama dari Dana Desa