Pemerintah Dorong Terus Peningkatan Produksi Kedelai

Friday 3 Oct 2014, 6 : 53 pm
by

JAKARTA-Untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor kedelai, produksi perlu didorong dengan cara memberikan insentif melalui kebijakan harga di tingkat petani. Dengan begitu, para petani akan terdorong untuk menanam kedelai sehingga produksi kedelai diharapkan akan ada peningkatan. Saat ini kebutuhan kedelai nasional masih cukup besar yang sebagian besar masih dipasok dari impor cukup tinggi, sekitar 60%.

Stok kedelai di gudang importir sampai akhir Agustus 2014 sebesar 239 ribu ton dengan harga jual ke distributor berkisar Rp 7.000/kg-Rp 7.300/kg. ”Insentif harga diberikan dalam bentuk penetapan Harga Beli Petani (HBP) Kedelai yang ditentukan dengan mempertimbangkan biaya usaha tani kedelai, dampak terhadap tingkat inflasi, dan keuntungan petani. HBP Kedelai merupakan harga acuan pembelian kedelai di tingkat petani yang ditetapkan setiap tiga bulan,” ujar Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Srie Agustina di Jakarta, Jumat (3/10).

Srie mengungkapkan hal tersebut menjawab pertanyaan seputar penerbitan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 62/M-DAG/PER/7/2014 tentang Penetapan Harga Pembelian Kedelai Petani Dalam Rangka Pengamanan Harga Kedelai di Tingkat Petani pada 30 September 2014 lalu. Adapun Harga Pembelian Kedelai Petani (HBP) ditetapkan sebesar Rp 7.600/kg yang berlaku untuk periode Oktober-Desember 2014. Tidak ada kenaikan HBP Kedelai dari periode sebelumnya (Juli–September 2014), dikarenakan tidak ada faktor produksi yang berubah dalam analisa biaya usaha tani kedelai untuk periode Oktober-Desember 2014. “Dengan kebijakan harga pembelian kedelai kepada petani saat ini, semangat para petani kita untuk menanam kedelai akan tetap terpelihara, yang pada gilirannya akan dapat menstimulasi peningkatan produktivitas tanaman kedelai,” harapnya.

Selain menetapkan HBP Kedelai, Kemendag secara harian terus memantau perkembangan harga bahan kebutuhan pokok dari 165 pasar di 33 provinsi, terutama menjelang Idul Adha.

Hasil pemantauan menunjukan bahwa pada H-2 menjelang Idul Adha (3 Oktober 2014) dibanding seminggu lalu, harga umumnya relatif stabil.

Pada H-2 menjelang Idul Adha 2014 dibanding seminggu sebelumnya, harga komoditas beras, gula, minyak goreng curah, tepung terigu, kedelai, daging sapi, daging ayam, telur ayam, bawang merah, dan bawang putih relatif stabil.

Komoditas yang harganya naik > 3% hanya cabe merah keriting (19,22% dari Rp 27.400/kg menjadi Rp 32.700/kg), cabe merah besar (13,53% dari Rp 27.600/kg menjadi Rp 31.400/kg), dan cabe rawit merah (4,12% dari Rp 28.700/kg menjadi Rp 29.900/kg).

Menurut Srie, kenaikan harga cabe tersebut disebabkan oleh meningkatnya permintaan menjelang Idul Adha dari luar Pulau Jawa (Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur) dan mulai berkurangnya produksi akibat musim kemarau di daerah sentra produksi Blitar, Malang, Tuban, Blora, Demak, dan Magelang.

Harga daging sapi pada H-2 menjelang Idul Adha 2014 dibanding seminggu lalu masih relatif stabil, hanya naik 2,18% dari Rp 99.900/kg menjadi Rp 102.100/kg. Sedangkan harga sapi lokal mencapai Rp 58.000/kg-Rp 60.000/kg berat hidup. “Harga sapi lokal naik karena tingginya permintaan untuk qurban, namun tidak mempengaruhi harga eceran karena sapi tersebut untuk kebutuhan sosial dan keagamaan,” jelas Srie.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

PANRB

Menteri PANRB: ASN Tak Usah Khawatir Dengan Pemindahan Ibu Kota Negara

JAKARTA-Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin meminta
Bursa Saham, IHSG, Saham EMTK, Saham TBIG

IHSG Coba Bertahan di Tren Naik, Mainkan Saham Rekomendasi Analis

JAKARTA-Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini