Setidaknya diperlukan inisiatif pemerintah untuk melakukan dua hal:
Pertama, memetakan potensi link and match hasil produksi masyarakat dan potensi pengembangannya dalam skala industry.
Dan kedua, menyediakan insentif untuk mendorong kolaborasi industri dan usaha menengah-kecil sehingga memastikan ketersambungan rantai produksi rakyat.
“Keduanya guna memastikan bahwa rencana industrialisasi tidak melahirkan trade off terhadap basis penghidupan rakyat,” terang Hafidz.
Faktor penting lainnya menurut Hafidz adalah memastikan berjalannya pembangunan industry hilir khususnya di sektor energy. Hal ini bisa dilakukan dengan mempercepat realisasi pembangunan 6 kilang baru pertamina dengan insentif yang memadai bagi investor dan optimalisasi pemanfaatan LNG.
Keduanya juga harus dipersiapkan untuk mendukung bahan baku industri turunan agar memiliki daya saing yang lebih baik.
“Kekuatan sumber daya alam harus menjadi posisi kunci Indonesia dalam menaikan posisi tawar dalam perdagangan global. Mau tidak mau pembatasan ekspor bahan mentah memang harus dilakukan agar Indonesia bisa menjadi pemain kunci dalam globalisasi,” tegas Hafidz.