Pemerintah Mau Beli Inalum Dibawah US$558 Juta

Tuesday 22 Oct 2013, 12 : 03 pm
pemerintah menawarkan dengan harga 558 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,14 triliun (kurs Rp 11.000 per dollar AS) kepada Nippon Asahan Aluminium (NAA)
Ilustrasi

JAKARTA-Pemerintah terus mematangkan berbagai skenario mengambil alih atau mengakuisisi PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

Bahkan pemerintah menawarkan dengan harga 558 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,14 triliun (kurs Rp 11.000 per dollar AS) kepada Nippon Asahan Aluminium (NAA).

“Bukan kurang lebih, tapi di bawah 558 juta dolar AS,” kata Menteri Perindustrian, MS Hidayat di Jakarta, Selasa, (22/10).

Menurut Hidayat, target pemerintah dalam penawaran itu tidak akan melebihi US$558 juta.

“Jadi di bawah, tidak lebih,” tegasnya

Mantan Ketua umum Kadin ini menambahkan anggaran tersebut adalah tawaran terakhir yang diberikan Pemerintah Indonesia kepada Jepang.

Anggaran tersebut telah disepakati Badan Pengawasan Keuangan Pembangunan (BPKP) dan Kementerian Keuangan.

Jika Jepang tidak sepakat dengan tawaran Pemerintah Indonesia dalam membeli Inalum, maka pemerintah akan mengadu ke DPR.

Pasalnya Inalum akan dijadikan perusahaan BUMN yang bergerak mengelola aluminium dalam negeri.

“Kalau dengan angka itu tidak ada arbitrase. Kami mau melapor ke DPR besok (hari ini). Sekarang sudah dimulai oleh tim perunding kita,” jelas MS Hidayat.

Selama ini, proses pengambilalihan Inalum masih terkendala perbedaan nilai valuasi antara Pemerintah Indonesia yang mengajukan nilai buku senilai 424 juta dolar AS, sementara pihak Jepang mematok 626 juta dolar AS.

Sebelumnya, pemerintah berjanji mengakuisisi PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) pada 1 November 2013.

Hal itu akan tetap dilakukan kendati Indonesia dan Jepang belum mencapai kata sepakat soal berapa harga alih saham Inalum.

“Ya, karena di master agreement sudah dikatakan, jika tidak terjadi kesepakatan maka tetap pengambil alihan dilakukan, tapi harga yang sebenarnya berapa, nanti pengadilan arbitrase yang menentukan,” papar MS Hidayat beberapa hari lalu.

Namun PT Inalum nampaknya belum setuju dengan tawaran harga akuisisi Pemerintah Indonesia.

Nilai yang ditawarkan untuk mengambil alih pada awalnya Rp 7 triliun yang diambil dari APBN.

“Jadi untuk sementara biarkan saja. Sebab kelihatannya kesepakatan harganya belum bisa tercapai,” tuturnya.

Sebelumnya, Indonesia memiliki 42 % saham Inalum.

Ambil alih Inalum akan menjadikan Indonesia sebagai pemilik tunggal dengan kepemilikan saham 100 %.

Kepemilikan oleh pihal Jepang akan berakhir pada 31 Oktober 2013. **cea

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

ISKA: 2016 , Tahun Pembuktian Ekonomi Pemerintahan Jokowi

JAKARTA-Prospek ekonomi Indonesia di 2016 ini masih menghadapi tekanan, baik

Eki Pitung: Saya Ingin Membangun Jakarta Yang Paripurna

Sosok pemuda bersahaja Muhammad Rifky atau yang akrab dipanggil Eki