JAKARTA-Upaya pencitraan yang dilakukan sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II, baik yang berniat menjadi calon presiden (capres) maupun calon anggota legislative (caleg) tidak ada gunanya. Fakta di lapangan hasil kerja para menteri tidak dirasakan langsung oleh rakyat. “Makanya, wajar saja kalau pencitraan dan upaya meraih dukungan publik yang dilakukan mereka oleh rakyat dibaca hanya sebagai orientasi kekuasaan. Jadi, sia-sia karena rakyat belum merasakan hasil kerja mereka,” ujar pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Islam Negeri Syarief Hidayatullah,Gun Gun Heriyanto kepada wartawan di Jakarta, Selasa (28/1).
Berdasarkan data, saat ini terdapat 10 menteri aktif yang maju sebagai caleg dalam Pemilu 2014. Adapun lima menteri yang mendaftar berasal dari Partai Demokrat, yakni Menteri Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM) Jero Wacik, Menteri Perhubungan Evert Erenst Mangindaan, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Amir Syamsuddin, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Syariefuddin Hasan, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo dari Partai Demokrat. Lima menteri lainnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring dan Menteri Pertanian Suswono dari PKS, Dua dari partai PKB diantaranya, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faishal Zaini, dan Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dari PAN. “Ada beberapa menteri yang berniat kembali mencalegkan diri dan bahkan maju sebagai capres seperti Syarief Hasan, Hatta Radjasa, Gita Wiryawan dan lainnya,” katanya.
Mereka gencar mempromosikan diri dengan kampanye, iklan menyuarakan gagasan-gagasan mereka. Namun Gun Gun meyakini semua itu tidak akan didengarkan masyarakat karena faktanya harga-harga kebutuhan pokok terus naik terutama di saat banyak bencana seperti sekarang ini. “Apa yang mereka lakukan menjadi negatif,” ujar Gun Gun lagi.
Pihaknya memahami kalau para politisi memiliki banyak kepentingan di tahun 2014 dan berusaha sekuat tenaga mengantongi simpati rakyat. Namun mencari simpati dengan mengenyampingkan kerja yang nyata yang bisa dirasakan rakyat, tidak akan ada gunanya untuk para politisi itu. “Publik justru akan menilai juga bahwa ada yang salah pada diri mereka dalam menetapkan skala prioritas,” tambahnya.
Dirinya pun mencontohkan Menteri Perdagangan yang juga Calon Presiden Konvensi Partai Demokrat, Gita Wiryawan yang genjar memasang iklan dan ikut serta dalam berbagai gelaran konvensi. “Gita itu iklannya banyak sekali, paling tidak diantara para peserta konvensi.Namun itu semuanya sia-sia karena di tengah kondisi bencana alam seperti banjir, harga-harga kebutuhan pokok naik,” kata Gun Gun.
Masyarakat pun ujarnya lagi hanya melihat menteri yang satu ini sibuk konvensi dan iklan saja, dan seperti tidak berupaya menjaga stabilitas harga agar tidak naik. “Ini justru tidak akan mendapatkan simpati publik,” pungkasnya.