Peneliti Kemenperin Raih Penghargaan dari Menristekdikti

Thursday 13 Aug 2015, 9 : 16 pm
by

JAKARTA-Para peneliti dari Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kementerian Perindustrian meraih penghargaan “20 Karya Unggulan Iptek Anak Bangsa” dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) pada acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-20 di Jakarta, (10/8). Prestasi ini diraih berkat penelitian dengan judul: Sambungan Rel Berisolasi (Insulated Rail Joint) dari Bahan Komposit dengan Tulangan Baja sebagai Substitusi Impor.
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M. Nasir kepada Kuntari Adi Suhardjo, Hafid, dan Surasno.
Dalam abstrak penelitiannya dijelaskan, Insulated Rail Joint (IRJ) adalah suatu plat penyambung antar rel kereta api dan juga berfungsi sebagai isolator. Fungsi isolator itu untuk mengisolasi jika ada arus listrik liar yang mengalir pada ujung sambungan rel. Sementara itu, section yang dipasangi IRJ tersebut dinamakan track circuit, yang digunakan sebagai alat pendeteksi keberadaan kereta api. Mengingat fungsinya sebagai penyambung rel, maka IRJ juga menanggung beban/gaya kereta api baik statik maupun dinamik. Oleh karena itu, IRJ harus kuat sehingga perlu diberi tulang baja.
Kuntari mengungkapkan, selama ini IRJ yang dipergunakan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) masih impor, sedangkan IRJ dalam negeri yang digunakan tidak bertulang baja dan mutunya belum memenuhi syarat spesifikasi teknis PT KAI, sehingga umur pakainya pendek. “Invensi ini dibuat untuk mengatasi kekurangan-kekurangan teknologi yang sudah ada pada pembuatan IRJ sebelumnya.dan sebagai substitusi impor.Kami berharap dengan hasil penelitian ini, produk dalam negeri khususnya IRJ bisa lebih berkualitas sehingga sesuai kebutuhan perusahaan seperti PT KAI,” katanya. Penelitian ini sudah mendapatkan paten dengan nomor ID P0034451 pada 19 September 2013.
Dari sisi proses manufaktur, Kuntari mengatakan, faktor utama yang berpengaruh terhadap pembuatan IRJ adalah proses pemanasan resin, yaitu: suhu, tekanan dan waktu. Teknologi proses pembuatannya, meliputi: proses lay up, mixing antara resin, serat, katalis, penyusunan orientasi serat, jumlah lapisan serat, jenis konstruksi serat gelas, serta fraksi volume antara serat dan resin. “Walaupun penelitian ini dilakukan secara skala laboratorium, namun kegiatan diproduksi ini dapat diusahakan secara komersial oleh IKM industri komposit di dalam negeri yang padat karya sehingga dapat membuka lapangan kerja baru,” ujarnya.
Harga jual produk IRJ komplit (1 set terdiri dari 2 unit) yang dibuat inventor pada saat dilakukan penelitian tahun 2010 sekitar Rp 1,9 juta, sedangkan IRJ impor seharga Rp 6 juta sehingga lebih menguntungkan dan dapat menghemat devisa negara mencapai sekitar Rp 160-240 miliar.
Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar memberikan apresiasi terhadap hasil-hasil penelitian dan pengembangan (litbang) yang dilakukan oleh Balai Besar dan Baristand Industri di lingkungan Kementerian Perindustrian. “Inovasi tersebut diharapkandapat menghasilkan produk dan servis yang lebih baik, proses produksi yang lebih efisien, tingkat kepuasan pengguna yang lebih tinggi, serta pertumbuhan usaha yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan daya saing,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Banjir di Tangerang, BPBD Siapkan Tim Evakuasi

TANGERANG-Sejumlah permukiman warga di kawasan Kabupaten Tangerang terendam banjir hingga

BI Rate Naik 50 bps

JAKARTA-Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 11 Juli 2013