Penggunaan Kuota Haji Negara Lain Tidak Sederhana

Tuesday 6 Sep 2016, 1 : 26 am
by
Presiden Jokowi didampingi Menlu Retno Marsudi saat bertemu Pangeran Mohammed bin Salman

HANGZHOU-Permintaan pemerintah Indonesia kepada pemerintahan Saudi Arabia agar menggunakan kuota haji negara lain yang tidak terpakai nampaknya sulit dipenuhi. Alasannya, perhituangnanya tidak sederhana. “Misalkan, jumlahnya X, mereka tidak akan bisa menerima X+5. Jadi kalau untuk memenuhi X, kemudian di sana-sini ada kuota yang tidak dipakai, itu kan juga harus dihitung, agar secara total pada saat dihitung itu tidak X+, karena khawatirnya, mereka tidak bisa memberikan pelayanan yang baik, yang aman kepada para jemaah haji kita,” ungkap Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi saat bertemu Menlu Saudi Arabia Adel bin Ahmed Al-Jubeir, di sela-sela KTT Group 20 (G20), di Hangzhou, RRT, Senin (5/9).

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Wakil Kedua Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan, Wakil Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman bin Abdul Aziz Al-Saud.  Selain meminta kemungkinan tambahan kuota haji bagi WNI, Presiden Jokowi juga menanyakan kemungkinan penggunaan kuota haji negara lain yang tidak terpakai. Sebab untuk bisa menunaikan ibadah haji, calon haji Indonesia ada yang harus menunggu sampai 20 tahun.

Menlu Retno belum bisa memberikan jawaban secara pasti terkait permintaan tambahan kuota haji bagi Indonesia. Namun yang pasti, janji penambahan kuota haji ini pernah disampaikan pemerintahan Arab Saudi kepada pemerintahan Indonesia. “Beliau kan Menteri Luar Negeri, jadi beliau harus melakukan koordinasi dengan Menteri Haji. Terutama untuk yang kuota, beliau akan tanyakan segera, karena saya sampaikan ini adalah janji dari pemerintah Saudi,” kata Retno.

Menlu Saudi Arabia, Al-Jubeir, mengatakan pemerintah Saudi Arabia tidak bisa menambah jumlah jamaah haji mengingat jatah kuota haji yang sangat terbatas.  “Apalagi sedang dilakukan pembangunan-pembangunan di sana-sini,” tegasnya.

Kendati demikian,  Menlu Arab Saudi meminta waktu untuk melakukan koordinasi dengan Menteri Hajinya. “Saya sampaikan oke, saya tunggu kabar selanjutnya dari pihak Saudi. Tapi itu sudah kita tindak lanjuti setelah Presiden menerima kunjungan Pangeran Mohammed,” pungkas Retno.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Bangun Kerjasama Bisnis, NUAC Butuh Dukungan Indonesia

JAKARTA-Dewan Penasihat Nasional Unifikasi Damai Korea (National Unification Advisory Council-NUAC)

Sejarah Baru Dunia: Diaspora Katolik Indonesia Mengawali Perdamaian Dunia

ROMA-Warga Katolik Indonesia yang berada di luar negeri (diaspora), mengawali