JAKARTA-Head of Banking Research Center, Faculty of Business, Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) Wahyoe Soedarmono menilai kinerja perbankan tetap optimistis dengan rasio kredit macet di bawah 3 persen, meski kondisi makro berada dalam ketidakpastian, “Rasio kecukupan modal juga mencapai kisaran 20 persen, di saat regulasi rasio modal minimum hanya mewajibkan bank membuat cadangan modal sebesar 8-14 persen,” jelas dia di Jakarta, Rabu (27/11).
Hal yang perlu mendapat perhatian khusus adalah pertumbuhan kredit investasi yang sangat signifikan dari 22 persen pada Mei 2013 (year-on-year) mencapai level 33 persen sejak Juni 2013 (year-on-year). “Sejak Juni 2013 pula, sektor konstruksi adalah sektor dengan rasio kredit macet paling besar di antara sektor-sektor ekonomi lainnya”, tambahnya.
Soedarmono menuturkan pertumbuhan kredit investasi dan peningkatan rasio NPL pada sektor konstruksi mengindikasikan bahwa risiko sistemik sedang terbentuk di Indonesia, sebab tren tersebut diikuti oleh kenaikan harga properti di beberapa kota besar di Indonesia. Meskipun, tingkat kenaikan tersebut dipengaruhi oleh tipe rumah dan kota lokasi. Misalnya, data BI menunjukkan bahwa kenaikan indeks harga properti residensial terjadi di Jabodebek-Banten, khususnya untuk tipe perumahan kecil, dengan kenaikan hingga 23,53 persen hingga kuartal III-2013. “Pada kuartal IV-2013 diperkirakan bahwa harga tipe perumahan kecil di Jabodebek-Banten naik hingga 29,55 persen,” kata dia.
Komentari tentang post ini