JAKARTA-Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati berharap agar presiden terpilih mampu mengoptimalkan alokasi anggaran di APBN sebagai stimulus bagi pengembangan sektor-sektor riil.
“Ke depan, alokasi anggaran yang terkait dengan sektor-sektor riil harus ditambah dan terus dioptimalkan. Hal itu disebabkan kontribusi sektor pertanian dan industri pengolahan terhadap PDB dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan,” paparnya di Jakarta, Senin (14/7).
Menurut Enny, dalam beberapa tahun terakhir kontribusi dari konsumsi pemerintah terhadap sektor riil terus mengalami penurunan.
Meski pada 2013 kontribusi belanja pemerintah meningkat menjadi 9,11 persen, namun kata dia, pada kuartal pertama 2014 kembali lesu.
“Kontribusi fiskalnya hanya sebesar 6,76 persen,” imbuhnya.
Sejauh ini, kata Enny, kontribusi pemerintah selalu lebih kecil dibandingkan dengan konsumsi rumah yang mencapai 56,39 persen dan investasi sebesar 30,8 persen di kuartal pertama tahun ini.
“Melambatnya pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini, karena tidak adanya extra effort dari pemerintah untuk terjun langsung dalam mendorong pertumbuhan,” tutur Enny.
Bahkan, jelas dia, pemerintah justru melakukan pengetatan fiskal yang tercermin dari pemotongan anggaran kementerian dan lembaga sebesar Rp43 triliun di APBN-P 2014.