Perbankan Indonesia Terlalu Gemuk dengan Ukuran Kecil

Wednesday 16 Jul 2014, 3 : 28 pm
by

JAKARTA-Menteri Koordinator  Bidang Perekonomian Chairul Tanjung menilai langkah merger yang dilakukan dunia perbankan adalah sebuah tren yang dapat menciptakan perbankan yang sehat, kuat, dan besar. Langkah merger ini bahkan sudah menjadi trend dan menglobal dilakukan oleh Amerika, Eropa dan Asia. “Apa yang dilakukan Malaysia dengan CIMB nya dan dua finance institusion yang lain memang mengarah kepada sebuah arsitektur perbankan yang besar dan tren itu sebenarnya global bukan hanya dilakukan di Malaysia tetapi Amerika, Eropa, dan sekarang Asia,”ujar Menko Perekonomian di Kementerian Perekonomian, di Jakarta, Selasa (15/7).

Karena itu, dia berharap kedepan perbankan Indonesia dapat mengarah pada tren menciptkan perbankan yang besar dan kuat, sehingga bisa bersaing bukan hanya dengan bank-bank di dalam negeri tetapi juga bank-bank asing.

Saat ini, sambung dia, perbankan di Indonesia  terlalu gemuk dengan ukuran kecil, bahkan bank terbesar di Indonesia tidak masuk jajaran top 10 di kawasan Asean. Bank Mandiri yang merupakan bank terbesar di Indonesia hanya menempati posisi 11 di Asean.

Namun,sambung dia, pemerintah tidak bisa memaksakan perbankan untuk melakukan merger, lantaran perlu persetujuan dari pemegang saham.Tetapi harusnya pemegang saham tidak perlu takut persentase sahamnya kecil pada sebuah bank hasil merger karena secara nilai akan lebih besar, sehingga dengan merger ini akan menimbulkan efisiensi dan peningkatan produktivitas.

Pemerintah, tuturnya, akan tetap mendorong iklim agar pemilik bank di Indonesia melakukan konsolidasi seperti melalui merger, sehingga bisa dihasilkan bank yang kuat di dalam negeri. Diharapkan sebelum Asean Economic Community untuk perbankan pada tahun 2020 perbankan di Indonesia bisa lebih kuat. “Indonesia tidak perlu khawatir, tidak terlalu (ketinggalan) karena bank di Malaysia tidak berpengaruh di Indonesia. Justru bank Malaysia menganggap Bank di Indonesia adalah bank yang atraktif, sehingga bank-bank besar masuk ke Indonesia dengan pangsa pasar yang cukup besar,”imbuhnya.

Sementara Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo berharap agar industri perbankan nasional dapat mencontoh Malaysia dalam memperbesar perbankannya, dengan melakukan konsolidasi untuk membentuk satu bank yang kuat dan sehat untuk ekspansi bahkan ke negara-negara anggota Asean.

Ia mengatakan konsolidasi merupakan hal yang penting untuk memperkuat perbankan nasional. Apalagi, saat ini menyambut dilangsungkannya Masyarakat Ekonomi Asean. “Memang Indonesia sejak krisis saat itu, terus membangun kesiapan dari sektor perbankan. Diharapkan nanti saat Asean Economic Community dengan melakukan itu (konsolidasi) dapat membuat perbankan nasional hadir di tengah negara-negara Asean lainnya,”jelasnya.

Sebelumnya, bank terbesar kedua di Malaysia CIMB Group tengah merencanakan merger dengan RHB Capital dan Malaysia Building Society. Langkah ini diambil pemerintah setempat untuk membentuk bank terbesar di negara tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Arsjad: Hajatan Rakyat 3 Februari di GBK Membawa Berkah Ekonomi Bagi Rakyat Kecil

JAKARTA–Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo – Mahfud MD,

Lion Group Realisasikan Pemesanan Mesin LEAP-1A  Senilai USD 5.5 Miliar

JAKARTA-Transportation Partners, perusahaan leasing milik Lion Group, dan CFM International