Perbankan Swasta Belum Tertarik Bisnis Trust

Thursday 6 Dec 2012, 12 : 31 pm
by
Dahlia M. Ariotedjo

JAKARTA-Kalangan perbankan swasta merasa belum tertarik masuk pada bisnis trust (penitipan dan pengelolaan) masih sulit dilakukan oleh perbankan swasta.

Namun sangat cocok untuk bank pemerintah.

“Trust itu lebih baik bagi bank pemerintah seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sedangkan bagi bank swasta agak sulit,” kata Direktur Korporasi BCA Dahlia M. Ariotedjo di Jakarta, Rabu, (05/12/2012).

Dahlia menambahkan belum terariknya bank swast lantaran kesulitan mengelola devisa hasil ekspor (DHE) dalam tatanan trust.

Meski DHE yang masuk ke sistemnya mencapai angka rata-rata Rp 1,5 triliun sampai Rp 1,8 triliun per bulan.

“Karena hasil ekspor menurun, jadi kayaknya sampai akhir tahun segitu,” tambahnya

Pihaknya, kata Dahlia lagi, masih berkonsentrasi pada pengembangan kredit. Karena kredit korporasi terus mengalami peningkatan.

Karena itu ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan.

“Perusahaan manufaktur, perusahaan tekstil masih bertumbuh dengan baik di Indonesia,” paparnya.

Diakui Dahlia, BCA banyak mengucurkan kredit korporasi.

Masalahnya permintaan kredit jenis ini cenderung naik.

Sehingga perbankan memandang sebagai hal yang positif.

“Hal ini terlihat dari permintaan kredit korporasi dari perseroan yang terus mengucur ke perusahaan-perusahaan di bidang tersebut,” terangnya.

Lebih lanjut Dahlia menjelaskan BCA tidak memiliki target khusus dalam pengelolaan DHE, terlebih lagi saat ini kondisi perekonomian dunia sedang mengalami guncangan.

“Kami tidak ada target, hanya cabang dan layanan jadi unggulan, manage the fund,” imbuhnya

Seperti diketahui Bank Central Asia (BCA) terpilih sebagai salah satu bank pelapor lalu lintas devisa (LLD) terbaik oleh Bank Indonesia (BI).

Don't Miss

Kinerja Keuangan INAF di 2021 Berbalik Merugi

JAKARTA-Pada Tahun Buku 2021, kinerja keuangan PT Indofarma (Persero) Tbk

BI Terbitkan Ketentuan Pengaturan SVBI Dan SUVBI

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) menerbitkan instrumen sekuritas valuta asing Bank Indonesia