Perencanaan Keuangan Masyarakat Indonesia Masih Buruk

Thursday 14 Nov 2013, 3 : 28 pm
by

JAKARTA-Hasil survei Manulife Investor Sentiment Index (MISI) yang dilakukan PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia menyimpulkan bahwa banyak orang Indonesia yang  melakukan kesalahan-kesalahan dalam perencanaan keuangan  sehingga tidak bisa menikmati masa pensiun. Dari 20 tahun usia pensiun yang diperkirakan, orang Indonesia hanya mampu memenuhi 10 tahun kebutuhan hidup mereka. Kondisi ini didasarkan dari cara mereka mengelola keuangan dan perilaku menabung saat ini.”Jadi, masyarakat Indonesia akan mengalami kekurangan dana tabungan pada masa pensiun,” ujar Vice President Director-Chief Agency, Employees Benefits and Shariah Officer PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia Nelly Husnayati di Jakarta, Kamis (14/11).

Survei MISI dilakukan melalui 500 wawancara secara online di Hong Kong, China, Taiwan, Jepang dan Singapura. Di Indonesia dan Malaysia, survei ini dilakukan melalui tatap muka. Para responden merupakan investor kelas menengah-atas yang berusia 25 tahun ke atas. Nilai aset yang diinvestasikan responden cukup beragam, mulai dari Indonesia yang senilai US$1.300 hingga di Jepang US$80 ribu. Kelas aset yang diukur MISI Asia adalah saham, real estat, reksadana, investasi pendapatan tunai dan uang tunai.

Dia mengatakan, kekurangan dana tabungan tersebut disebabkan oleh cara pengelolaan keuangan dan perilaku menabung yang terjadi saat ini. Dengan rata-rata pendapatan Rp4,1 juta, jelas Nelly, para investor memperkirakan bahwa mereka hanya dapat menabung sejumlah Rp224,2 juta sebelum memasuki usia pensiun.

Survei MISI mencatat, tiga dari lima responden merasa mampu untuk memperoleh dana pensiun yang diharapkan. Sebanyak 68 persen investor di Indonesia berharap dapat tetap bekerja penuh atau paruh waktu setelah pensiun. “Investor juga mengungkapkan, sumber tambahan dana pensiun mereka termasuk dana pensiun, produk asuransi dan investasi properti,” ucapnya.

Nelly menyebutkan, bekerja setelah usia pensiun pun bukanlah pilihan yang paling tepat, baik dari sisi kesehatan maupun produktivitas. “Sebagian besar investor berharap bisa tetap bekerja pada usia pensiun untuk memenuhi kekurangan dana,” imbuhnya.

Lebih lanjut, hasil survei MISI menunjukkan sekitar 20% responden yang berusia di atas 48 tahun berencana untuk mengandalkan anak-anaknya, untuk mendukung keuangan mereka guna menutupi kekurangan tabungan masa pensiun. Sementara itu, 33% responden di bawah usia 48 tahun mengungkapkan, mereka diharapkan untuk turut membantu secara finansial setelah orang tuanya pensiun.” Sekitar 1 dari 5 responden mengandalkan bantuan finansial dari anak-anak mereka untuk mendukung keuangan mereka,” ujar dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Survei LKPI: Prabowo-Airlangga Ungguli Ganjar-Mahfud dan Anies-Imin

JAKARTA– Menakar tingkat keterpilihan calon pendamping atau bakal calon Wapres

BI-BDCB Sepakati Kerja sama APU-PPT

JAKARTA-Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dan Managing Director Brunei