Perkuat Ekspor, Kemendag Bawa 10 Perusahaan Furniture ke Ajang SPOGA

Sunday 30 Aug 2015, 9 : 03 am
by

JAKARTA-Pemerintah Indonesia terus berusaha membuka pasar ekspor bagi produk furniture ditengah kondisi melemahnya ekonomi dunia. Direktorat Jenderal (Ditjen) Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimis, produk furniture Indonesia memiliki daya saing tinggi sehingga mampu berkompetisi di tingkatan internasional. “Dengan daya tarik produk ramah lingkungan bersertifikasi, saya yakin kita bisa lebih berdaya saing. Indonesia perlu mempertahankan pasarnya di Eropa,” ujar Dirjen PEN Kemendag, Nus Nuzulia Ishak dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/8).

Ditjen PEN membawa para pengusaha furnitur luar ruang yang ramah lingkungan tampil kembali pada pameran SPOGA 2015 di Koln, Jerman. Salah satu keunggulan adalah dengan mengedepankan sertifikat Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK). Pameran paling tersohor di Eropa ini akan berlangsung pada 30 Agustus-1 September 2015.

Nus menegaskan furnitur Indonesia yang diekspor ke Eropa semuanya berbasis SVLK, termasuk yang dipamerkan di ajang SPOGA ini. Karena itu, Kemendag juga menyaring secara ketat perusahaan yang ikut serta dalam pameran bergengsi ini. “SVLK wajib punya! Tanpa SVLK, mereka (buyer Eropa) sudah pasti menolak,” tandas Nus.

Ditjen PEN tak main-main melihat pasar furnitur di Jerman kendati pasar Amerika Serikat (AS) tetap menjadi pangsa utama. Hal ini bisa dilihat dari nilai ekspor pada tahun 2014 di AS sebesar USD 628,3 juta dengan pangsa 35,19% dari seluruh pasar tujuan ekspor furnitur Indonesia, diikuti Jepang (USD 211,6 juta) dan Inggris (USD 86 juta). Sementara Jerman merupakan negara tujuan utama ekspor furnitur ke-4 dengan nilai USD 80,8 juta. Total ekspor furnitur Indonesia ke seluruh dunia pada tahun 2014 adalah sebesar USD 1,79 miliar, meningkat dari tahun sebelumnya USD 1,75 miliar.

Pameran SPOGA menjadi amat penting untuk mendongkrak kenaikan ekspor furnitur. Pasalnya, selama periode Januari-Juni 2015 total ekspor furnitur Indonesia ialah sebesar USD 905 juta, menurun dari periode yang sama tahun 2014 sebesar USD 925 juta.

Karena itu, Ditjen PEN membawa 10 perusahaan khusus yang memiliki produk berkualitas dan berdaya saing global, lengkap dengan jaminan SVLK. Kesepuluh perusahaan yang menempati Paviliun Indonesia antara lain Amangriya, Bagaskara Furniture, Dijawa Abadi, Ergo Furniture Indonesia, Green Riverina, Jawa Corner, Kernel, Permata Furni, Sunteak Alliance, dan Tunas Sinergi.

Selain itu juga empat perusahaan peserta Paviliun Alumni, yaitu Casa Java Furniture, Evoline Furniture Industry, Khavindo Mebel, dan TEAK 123.

Promosi produk funitur Indonesia merupakan kerja sama Ditjen PEN selama tiga tahun berturut-turut dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO), Atase Perdagangan di Berlin, dan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Hamburg.

Melalui kerja sama ini, SIPPO menggembleng peserta agar memiliki kiat jitu memasarkan produk mereka di pasar Eropa. “Kita menginginkan hasil maksimal untuk meningkatkan ekspor nasional di tengah perlambatan ekonomi dunia saat ini,” ujar Nus.

SPOGA merupakan salah satu pameran dagang internasional terbesar di Jerman khusus produk furnitur outdoor. Pameran yang diselenggarakan sejak 2008 tersebut diikuti oleh 4.600 pengunjung dari 95 negara, antara lain Australia, AS, India, Korea Selatan, dan Republik Rakyat Tiongkok yang terdiri dari importir, manufacturer, eksportir, distributor, wholesaler, independent reseller, perusahaan jasa, dan buying office.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Utang Luar Negeri Swasta Naik 2 Kali Lipat

JAKARTA-Dosen Fakultas Bisnis, Sampoerna University Wahyoe Soedarmono Wahyoe menyebutkan utang

Golkar Copot Mekeng Gara-Gara Mau Paksa Pemilihan Capim BPK?

JAKARTA-Rapat Pleno Komisi XI DPR yang membahas pemilihan calon anggota