Perkuat Ketahanan Ekonomi, Porsi EBT Ditargetkan 13,4% pada 2020

Thursday 30 Jan 2020, 9 : 32 pm
by
Tambahan pembangkit EBT diantaranya dari PLTA Poso Peaker 2nd Expansion Unit 1 dan 2 sebesar 130 MW, 12 unit PLTM sebesar 71,26 MW, 55 MW dari 2 unit PLTP, PLT Bioenergi 19,5 MW, tambahan dari PLTS Atap 17,88 MW
ilustrasi

JAKARTA-Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan, prioritas kebijakan utama sektor energi dan mineral bertumpu pada prespektif transformasi ekonomi.

Hal ini bertujuan untuk menjaga pertumbuhan yang berkualitas.

“Prioritas nasional utama adalah memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas,” ungkap Arifin saat menyampaikan program kerja lima tahun sektor ESDM kepada Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin (27/1).

Beberapa program nasional yang akan dijalankan oleh Kementerian ESDM mengarah kepada pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri serta pemanfaatan energi lokal yang bersih.

Salah satu menargetkan porsi energi terbarukan (EBT) dalam bauran energi mencapai 13,4 persen pada tahun 2020.

Porsi ini akan mengalami peningkatan hingga 19,5 persen pada tahun 2024. Bertahap pada 2021 mencapai 14,5 persen, 2022 mencapai 15,7 persen dan 2023 mencapai 17,9 persen.

Arifin juga berharap berharap pada tahun 2020 ini, realisasi pembangkit EBT yang beroperasi bisa bertambah.

“Kami menargetkan kapasitas pembangkit EBT pada tahun ini juga bisa bertambah menjadi 700 MW,” ujar Arifin.

Secara rinci, Kementerian ESDM merancang penambahan tersebut di tahun ini yakni bertambah 700 MW menjadi 10.843 MW.

Selanjutnya kapasitas pembangkit listrik energi hijau ini akan naik 1.000 MW menjadi 11.843 MW pada 2021, terus bertambah menjadi 13.743 MW pada 2022, kemudian 15.543 MW pada 2023, dan mencapai 19.243 MW pada 2024.

Porsi EBT, jelas Arifin, nantinya tak hanya dari pembangkit saja. Penggunaan biofuel untuk domestik juga menjadi salah satu pendongkrak kapasitas energi terbarukan.

Pada tahun 2020 ini porsi Biofuel bisa menjadi 10 juta kilo liter (kl) dan ditargetkan meningkat secara berkala, yakni 10,2 juta kl (2021), 14,2 juta kl (2022), 14,6 juta kl (2023) dan 17,4 juta kl (2024).

Selain itu, Pemerintah berharap ketahanan ekonomi nasional dapat diperkuat dari 52 smelter yang akan terbangun di 2024, 64 persen alokasi pemanfaatan gas domestik serta pemanfaatan Domestic Market Obligation (DMO) sebesar 182 juta ton dari total target produksi 628 juta ton pada tahun yang sama.

Salah satu komponen yang juga menjadi tumpuan adalah lifting migas. Kementerian ESDM memproyeksikan selama lima tahun mendatang lifting migas berturut-turut merangkak naik, yakni 1.953 ribu barrels of oil equivalen per day (boepd) tahun 2020, 1.984 ribu boepd (2021), 2.015 ribu boepd (2022), 2.036 boepd dan puncaknya di tahun 2024 sebesar 2.057 ribu boepd.

“Pada tahun 2024, lifting minyak sebesar 743 bpd dan lifting gas sebesar 1.314 boepd,” pungkas Arifin

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Jerman Borong Gula Kelapa Organik Senilai Rp 10 Miliar

PURWOKERTO-Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali memfasilitasi misi pembelian sebuah perusahaan asal

Bahas RUU Tanpa Libatkan DPD Inkonstitusional

JAKARTA-Proses pembahasan Rancangan Undang-Undang(RUU) mengalami perubahan radikal paska putusan Mahkamah