Gandeng 60 Pengusaha Aljazair, Perkuat Surplus Ekspor Nonmigas

Wednesday 12 Nov 2014, 4 : 55 pm
by

JAKARTA-Pemerintah menggandeng sekitar 60 pelaku usaha Aljazair untuk meningkatkan kerja sama perdagangan Indonesia dan Aljazair dalam sebuah pertemuan bisnis. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat surplus ekspor nonmigas Indonesia ke Aljazair yang saat ini berada di kisaran USD 104,79 juta.

Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Nus Nuzulia Ishak mengatakan Tren perdagangan Indonesia-Aljazair selama periode 2009-2013 memperlihatkan peningkatan yang positif sebesar 25,91%. Pada 2013, nilai total perdagangan Indonesia-Aljazair mencapai USD 619,77 juta. Nilai total perdagangan nonmigas mencapai USD 242 juta. Sedangkan nilai ekspor produk nonmigas Indonesia ke Aljazair tercatat sebesar USD 240,53 juta dan nilai impor produk nonmigas Indonesia sebesar USD 1,4 juta. Indonesia sempat mengalami surplus sebesar USD 239,05 juta.

Namun, periode Januari-Agustus 2014 neraca perdagangan defisit akibat impor migas. Nilai total perdagangan Indonesia-Aljazair mencapai USD 405,09 juta, dengan perincian nilai ekspor Indonesia sebesar USD 105,73 juta dan nilai impor sebesar USD 299,36 juta, sehingga Indonesia defisit sebesar USD 193,63 juta. Defisit tersebut disebabkan tingginya impor migas Indonesia dari Aljazair.

Kendati demikian, kinerja ekspor nonmigas Indonesia masih mengalami surplus sebesar USD 104,79 juta, dengan nilai ekspor nonmigas sebesar USD 105,73 juta dan impor sebesar USD 0,94 juta. “Para pelaku usaha Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan pertemuan bisnis ini dengan maksimal untuk mempromosikan produk-produk yang berkualitas ekspor kepada para pelaku usaha Aljazair,” ungkap Nus usai menggelar pertemuan dengan Delegasi Aljazair di Jakarta, Rabu (12/11).

Pertemuan ini terselenggara berkat kerja sama Ditjen PEN Kemendag dengan KBRI Alger. Kunjungan delegasi Aljazair ini juga merupakan implementasi joint statement antara Ditjen PEN dan ALGEX yang ditandatangani pada 29 Mei 2014 di Alger, Aljazair. Joint statement tersebut mencakup kesediaan kedua negara untuk lebih meningkatkan hubungan antara komunitas bisnis kedua negara dan mendorong mereka untuk menjajaki berbagai prospek guna memperkuat hubungan bisnis.

Kedua belah pihak juga bersepakat mengenai pentingnya pengembangan program kerja antara komunitas bisnis yang berminat mencapai keuntungan bersama di antara kedua negara. “Juga disepakati peningkatan kerja sama bilateral ke tingkat yang lebih tinggi melalui upaya promosi dan saling tukar informasi dalam bidang ekonomi yang berdasarkan pada kesetaraan, timbal balik, dan saling menguntungkan bagi kedua negara,” imbuh Nus.

Sejumlah produk Indonesia yang diburu pelaku usaha Aljazair diantaranya building material, furnitur, sarung tangan, alat kesehatan, kayu dan produk kayu, kopi dan teh, serta jasa konstruksi. (GAM)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Proses Migrasi ke LinkAja Telah Rampung

JAKARTA-Bank Mandiri mengungkapkan proses migrasi ke platform aplikasi pembayaran atau

KGM Operasikan Pabrik Farmasi Senilai Rp 500 Miliar

CIKARANG-Pabrik Bahan Baku Obat dan Produk Biologi PT Kalbio Global