JAKARTA-PT Bank Permata Tbk (BNLI) menargetkan nilai penyaluran kredit tanpa agunan (KTA/personal loan) tahun ini dapat mencapai Rp2,4 triliun. Salah satu inovasi terbarunya adalah Permata Kredit Tanpa Agunan (KTA) Speed, yaitu layanan KTA 1 HARI CAIR yang memberikan kemudahan bagi nasabah dalam mengajukan KTA. Diharapkan dalam total kredit konsumer dapat menjadi 5 persen dari posisi tahun lalu di bawah 2 persen.
Direktur Ritel BNLI, Bianto Surodjo mengatakan, perseroan akan mencapai target meluncurkan PermataKTA Speed. Layanan ini akan mempermudah pencairan pinjaman untuk nasabah dengan menggunakan layanan mobile. “Terobosan ini untuk menjawab kebutuhan nasabah akan dana multi guna yang selama ini prosesnya cukup panjang, diperpendek waktu pemrosesannya namun dengan tetap menjaga prinsip kehati-hatian. Aplikasi nasabah yang diterima di bagian pemrosesan sebelum pukul 13.00 dan memenuhi kriteria persetujuan, maka KTA-nya dapat diterima oleh nasabah pada hari yang sama,” jelasnya.
PermataKTA sendiri merupakan salah satu lini bisnis PermataBank yang saat ini terus dikembangkan. Hingga akhir tahun 2013 yang lalu, pinjaman yang disalurkan mencapai Rp 1,7 Trliun atau meningkat 50% dibanding tahun 2012 yang lalu. Dari sisi nasabah juga terdapat peningkatan hingga 323% sepanjang akhir tahun 2013 yang lalu. Oleh karena itu, peluncuran PermataKTA Speed ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nasabah akan dana tunai dengan proses yang cepat.
Bahkan, untuk beberapa segmen nasabah, pencairan pinjaman bisa dalam satu hari. Nilai pinjaman yang diberikan mulai dari Rp5 juta sampai Rp300 juta dengan variasi tenor hingga 36 bulan. “Total KTA tahun lalu hanya Rp1,7 triliun atau masih kurang dari 2 persen. Potensinya besar karena masih minim eksplorasi, namun harus dilakukan dengan hati-hati,” ujar Bianto dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu (16/4).
Menurutnya, saat ini semakin banyak nasabah yang memerlukan pinjaman mendesak yang harus didapatkan secara cepat. Segmen yang ditargetkan di usia 30-45 tahun yang membutuhkan biaya untuk kebutuhan pendidikan, berobat, ataupun renovasi rumah.
Potensi besar juga diyakini dengan cross selling setelah perseroan menggandeng Asuransi Sedaya Finance (ASF) dengan nilai akuisisi Rp2,2 trilliun yang lalu. “Kami akan genjot cross sell dengan ASF untuk produk konsumer atau ritel. Diharapkan dapat melampaui target,” pungksa dia.