Pertamina Harus Dilepaskan Dari Segala Kepentingan Politik

Friday 15 Jan 2016, 2 : 17 am
by
Ilustrasi harga minyak/dok teropong.com

Oleh: Ferdinand Hutahaean

Tahun 2015 lalu menjadi tahun yang penuh tantangan bagi PT Pertamina. Namun demikian, PT Pertamina melewati 2015 dengan menunjukkan kinerja yang positif. Pencapain ini terasa membanggakan karena  diraih ditengah berbagai suka duka, berbagai kritik, dukungan, tekanan dan intervensi. Meski berbagai rintangan menghadang, PT Pertamina mampu melalui kondisi berat itu semua dengan hasil kerja yang optimal sekalipun ditambah makin berat atas anjloknya harga minyak dunia.

Bersyukur, Pertamina masih mampu membukukan keuntungan dari sektor hilir atau direktorat pemasaran ditengah menurunnya pendapatan dari sektor hulu akibat tekanan harga komoditi minyak yang terus menunjukkan trend menurun. Ketika banyak perusahaan multi nasional yang bergerak disektor minyak bahkan sudah mengurangi jumlah karyawan, Pertamina mampu bertahan meski kita sedikit kuatir bahwa situasi ini bisa saja berubah melihat perkembangan global.

Satu hal yang perlu menjadi fokus perhatian dari seluruh stake holder adalah terkait kemandirian dan independensi Pertamina. Pertamina harus dilepaskan dari segala kepentingan politik oleh pemerintah maupun legislatif. Segenap unsur bangsa harus memberikan dukungan kepada Pertamina menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mandiri dan independen, lepas dari intervensi dan segala bentuk campur tangan.

Pertamina harus didukung untuk berbisnis secara sehat, murni dan bersih. Untuk apa ada direksi bila kebijakan-kebijakannya masih diintervensi oleh kepentingan yang bersumber dari kepentingan politik? Mestinya direksi dilepas untuk menentukan arah perusahaan, pemerintah cukup memberikan target dan direksilah yang berperan mencapai target minimal dari pemerintah.

Hal ini sangat penting supaya publik bisa menilai ketika kegagalan terjadi, siapa sebetulnya yang gagal. Tidak seperti kondisi saat ini serba samar, ketika Pertamina rugi publik cenderung menyalahkan Pertamina secara korporasi, padahal kerugian terjadi sebagai akibat kebijakan pemerintah dan bukan kebijakan korporasi. Hal hal seperti ini harus diakhiri demi masa depan BUMN kita secara umum.

Atas keberhasilan Pertamina pada 2015 mampu melewati masa sulit, juga tidak boleh membuat Pertamina berbangga diri berlebihan, karena tantangan kedepan justru semakin besar dan semakin berat akibat terus menurunnya harga minyak dunia. Tantangan tidak hanya datang dari faktor external tapi juga datang dari internal pemerintah sendiri, seperti maraknya perseteruan antara BUMN dan bahkan persaingan yang tidak sehat dari sesama BUMN.

Kementrian BUMN yang hingga kini tidak punya konsep tentang masa depan BUMN kita menjadi tantangan yang tidak ringan untuk dihadapi, salah satunya persaingan antara Pertamina dengan PGN. Persaingan yang justru memecah fokus BUMN kita untuk semakin besar, karena harus berhadapan dengan anak bangsa sendiri. Maka itu sangat penting agar kementrian BUMN segera melakukan pembenahan, melakukan evaluasi menyeluruh tentang BUMN. Berapa BUMN yang ideal, BUMN disektor apa saja yang perlu, BUMN mana yang harus dimerger, BUMN mana yang harus dilepas atau dilikuidasi.

Untuk sektor migas, sebaiknya BUMN cukup satu yaitu Pertamina yang menjadi Holding Company dimana PGN dan SKK MIGAS harus berada dibawah Pertamina agar sektor ini bisa bertumbuh dengan baik dan kuat menghadapi persaingan dengan asing dan bukan bersaing dengan bangsa sendiri.

Kedepan Pertamina juga harus berbenah, meningkatkan kinerja dan melakukan efisiensi disegala lini serta fokus investasi pada bisnis yang prospek masa depannya bagus. Membuat roadmap suplay BBM yang murah dan mudah didapat, mengembangkan kilang kilang minyak baru dan membangun storage untuk ketahanan energi hingga mencapai 90 hari cadangan. Bukan sesuatu yang mudah, tapi kami yakin Pertamina akan mampu meraihnya apabila Pertamina dilepaskan dari segala kepentingan politik, intervensi dan campur tangan. Pertamina harus jadi Holding Company yang mandiri dan independen untuk menghadapi persaingan global.

Penulis adalah Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) Tinggal di Jakarta

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Vaksinasi Jadi Kunci Pendorong Agar Industri Tumbuh 4%

JAKARTA-Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan ada dua kunci
Peningkatan posisi cadangan devisa pada September 2021 antara lain dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa serta penarikan utang luar negeri pemerintah

Cadangan Devisa Desember 2021 Sebesar USD144,9 Miliar

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir