Pertumbuhan ekonomi global 2024 direvisi naik ke 2,6%, mencerminkan 3 tahun pertumbuhan yang cukup stabil sejak puncak pandemi berakhir di 2021. Revisi kenaikan di tengah tensi geopolitik yang meningkat ini lebih ditopang oleh ekspansi perdagangan dan investasi. Walaupun suku bunga global masih cenderung ketat, sebenarnya inflasi global sudah menunjukkan tren penurunan. Beberapa bank sentral lain sudah mulai atau setidaknya sudah berencana melakukan pemangkasan. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Berikut petikan wawancara dengan Portfolio Manager, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Laras Febriany.
Memasuki paruh kedua tahun ini kita melihat ada beberapa pandangan awal mengenai kondisi makro global 2024 ternyata tidak sesuai ekspektasi, terutama yang berkaitan dengan inflasi arah suku bunga Fed Funds Rate (FFR). Apa yang terjadi?
Di awal tahun, kita berekspektasi bahwa ekonomi global akan tumbuh moderat dibarengi inflasi yang semakin jinak. Dari Amerika Serikat (AS), data-data ekonomi menunjukkan sinyal bahwa inflasi berangsur turun dan sektor ketenagakerjaan juga mulai menunjukkan pelemahan. Hal ini membuat The Fed lebih dovish dan memproyeksikan 3 kali penurunan FFR. Namun setelah setengah tahun berlalu, yang terjadi adalah sebaliknya. Ekonomi global tumbuh lebih kuat dari proyeksi dan mengalami revisi kenaikan, mencerminkan ekspansi ekonomi yang kuat. Selain itu inflasi AS yang diharapkan turun malah berangsur naik – sempat mencapai 3,5% YoY di bulan Maret – membuat Fed Chairman Jerome Powell yang awalnya optimis pemangkasan FFR dapat dimulai di kuartal kedua kembali terlihat ragu-ragu. Hal lain yang juga lebih baik dari ekspektasi adalah sektor perdagangan. Ketegangan geopolitik yang diperkirakan berpotensi menghambat rantai pasok untungnya tidak terjadi, dan perdagangan global masih dapat melanjutkan pemulihannya dengan baik.
Komentari tentang post ini