Pertumbuhan Harga Properti Residensial Meningkat

Friday 13 Feb 2015, 3 : 00 pm
by
ILustrasi

JAKARTA-Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI) triwulan IV-2014 mengindikasikan adanya peningkatan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer. Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial pada triwulan IV-2014 yang tumbuh sebesar 1,54% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,46% (qtq).

Keterangan tertulis Departemen Komisi BI meyebutkan peningkatan pertumbuhan harga terjadi pada semua tipe rumah, khususnya rumah tipe besar. “Untuk triwulan I-2015, hasil survei memperkirakan harga properti residensial akan tumbuh 0,89% (qtq), lebih rendah daripada pertumbuhan pada triwulan IV-2014,” demikian dikutip dari laman bi.go.id di Jakarta, Jumat (13/2).

Meskipun pertumbuhan harga meningkat, volume penjualan properti residensial masih menunjukkan kinerja yang positif. Volume penjualan properti residensial pada triwulan IV-2014 tumbuh sebesar 40,07% (qtq), naik signifikan dari 33,69% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Perkembangan ini sejalan dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap hunian dan masih positifnya pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR).

Hasil survei juga menunjukkan bahwa pembiayaan pembangunan properti residensial terutama bersumber dari dana internal pengembang. Sebagian besar pengembang (61,97%) menggunakan dana sendiri sebagai sumber pembiayaan usahanya. Sementara itu, sumber pembiayaan konsumen untuk membeli properti masih didominasi oleh pembiayaan perbankan. Sebanyak 72,20% responden masih memanfaatkan KPR sebagai fasilitas pembiayaan dalam pembelian properti residensial, khususnya pada rumah tipe kecil.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Korban Pengembang Rumah Subsidi di Tangsel Berharap Uangnya Kembali

TANGERANG-Ary Andryanto warga Reni Jaya, Pamulang, kota Tangerang Selatan, mengaku

Fitra Desak Audit Investigatif Dana Subsidi PLN

JAKARTA-Forum Indonesia untuk Transparan Anggaran (Fitra) mendesak  Badan Pemeriksa Keuangan