Petisi Online Anak Kyai NU Tolak Award SBY

Friday 17 May 2013, 5 : 29 pm
by

JAKARTA-Surat protes ke Appeal of Conscience Foundation (ACF) di New York atas rencana penganugerahan World Statesman 2013 kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus bermunculan, tidak hanya melalui surat khabar, tetapi  juga didunia maya. Pada Jumat (17/5), sebuah petisi online kembali ramai yang digalang seorang anak kyai Nahdlatul Ulama (NU) bernama Imam Shofwan. Dia  meminta “The Appeal of Conscience Foundation” (ACF) untuk menunda pemberian penghargaan “World Statesman 2013” kepada Presiden SBY, melalui petisi www.change.org/natoSBY .

Dalam suratnya, Imam mengajak netizen untuk menyimak surat protes yang ditulis oleh Profesor Franz Magnis Suseno kepada ACF. Dalam surat ini, Magnis mempertanyakan dasar penilaian dari penghargaan yang merujuk pada prestasi SBY dalam bidang toleransi beragama. “Ini sangat memalukan, memalukan untuk Anda. Hal ini mendiskreditkan segala klaim yang Anda buat sebagai sebuah institusi dengan niat-niat moral” tutur Magnis dalam suratnya.

Imam mengajak siapa saja untuk bergabung dengan memparaf dan menyebar petisinya yang bisa diakses pada www.change.org/natoSBY. “Saya minta pada ACF untuk menunda penghargaan tersebut sampai SBY bisa memperbaiki kinerjanya melindungi minoritas di Indonesia,” pinta dia.

Imam Shofwan sepenuhnya setuju dengan pertanyaan Magnis. “Bagaimana Anda bisa mengambil keputusan ini tanpa bertanya pada masyarakat Indonesia yang terkait? Semoga Anda tidak mengambil keputusan ini atas dasar dorongan dari oknum-oknum pemerintah atau lingkaran presiden” kata Imam menirukan bunyi surat Magnis.

Dalam suratnya, Magnis lebih lanjut bertanya: Apakah Anda tidak tahu mengenai bertambah-sulitnya umat Kristiani untuk mendapatkan izin membangun tempat beribadah, mengenai meningkatnya penutupan paksa banyak gereja, mengenai bertambahnya regulasi-regulasi yang mempersulit kaum minoritas untuk beribadah; yang berujung kepada intoleransi yang meningkat di masyarakat?… bahkan sudah ada orang-orang Ahmadiyah dan Syi’ah yang terbunuh”

Co-founder Change.org Indonesia Arief Aziz menyatakan petisi Imam Shofwan sangat unik. Biasanya pembuat petisi membuat surat sendiri dalam menyuarakan aspirasinya. Kali ini, Imam memasukkan surat protes dari seorang professor yang juga dikenal sebagai rohaniwan dan terkenal dengan sifat kejawaannya.

Lanjut Imam “Saya besar di keluarga Nahdlatul Ulama. Sebagai muslim saya setuju dengan Romo Magnis. Saya percaya bahwa “Kejahatan yang dilakukan atas nama agama, adalah kejahatan terbesar terhadap agama itu sendiri”. Kebetulan moto inilah yang tertera di situs ACF.

Perlindungan minoritas, kata Imam, tidak terletak pada pemerintahan daerah. Ini kewajiban konstitusional seorang Presiden. Ia percaya, jika dukungan petisinya terus meningkat, ACF akan menunda penghargaan dan memberi pengaruh positif bagi perlindungan minoritas di Indonesia.

Isi Petisi Lengkap Imam Shofwan

No World Statesman 2013 For Susilo Bambang Yudhoyono

Nama saya Imam, seorang Muslim dari keluarga Nahdlatul Ulama. Ayah saya mengasuh pondok pesantren warisan kakek buyut kami, di sebuah desa, perbatasan Pati dan Rembang. Saya belajar Islam dari kecil sampai masa kuliah.

Sebagai Muslim dan warga Indonesia, saya malu dengan banyaknya kekerasan atas nama agama di bawah pemerintahan saat ini. Kelompok ekstrim dibiarkan membunuh warga Syiah dan warga Ahmadiyah. Di beberapa daerah mayoritas Kristen di Indonesia, mulai ada masjid yang dipersulit pembangunannya. Pemerintahan lokal menghambat pembangunan gereja-gereja Kristen, termasuk HKBP Filadelfia dan GKI Yasmin, dekat Jakarta. Bahkan gubernur Jabar Ahmad Heryawan bisa-bisanya berkata bahwa “kalau Ahmadiyah hilang, pasti masalah juga hilang. Semua pembiaran ini berbahaya karena ia merusak sendi kebangsaan Indonesia.

Gagal melindungi mereka, SBY melepas tanggungjawabnya ke pemerintah daerah. Padahal, perlindungan kehidupan beragama adalah kewajiban pusat, kewajiban konstitusional presiden. Itulah mengapa saya malu ketika SBY akan diberi penghargaan World Statesman 2013, dari Appeal of Conscience Foundation (ACF) di New York. Saya minta pada ACF untuk menunda penghargaan tersebut sampai SBY bisa memperbaiki kinerjanya melindungi minoritas di Indonesia.

Satu yang membekas dalam benak saya adalah hadist Bukhori Muslim, “Yang paling baik di antara kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Saya yakin SBY tahu bahwa orang yang paling baik adalah orang yang bermanfaat bagi manusia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kemenhub Komitmen Bangun Infrastruktur Transportasi

 JAKARTA – Kementerian Perhubungan berkomitmen dalam kebijakan dan prioritas anggaran

BI Perkirakan 36 Bank Langgar Aturan

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) menengarai sekitar 36 bank belum memenuhi Peraturan