Pidato Trump Bikin Dolar Terjerembab

Tuesday 24 Jan 2017, 12 : 15 pm
ilustrasi

NEW YORK-Posisi dolar AS jatuh terjerembab terhadap sejumlah mata uang dunia. Hal ini keperihatinan terhadap awal pemerintahan Presiden Donald Trump yang sejauh ini diguncang gelombang demonstrasi, pidato yang proteksionis dan rangkaian murka di Twitter.

“Ada kegelisahan besar setelah pidato Trump yang sangat agresif, merkantilis yang kebanyakan fokus kepada proteksionis,” kata John Hardy, kepala strategi valuta asing Saxo Bank di Copenhagen.

Portofolio modal beralih mengalir ke Yen akibat ketidakmenentuan dalam politik AS itu sehingga mata uang Jepang ini menguat dua sesi berturut-turut terhadap dolar AS.

Sejak awal tahun ini Yen telah menguat tiga persen.

Pesan “Amerika yang utama” dari Trump telah diikuti oleh demonstrasi terkoordinasi di kota-kota AS, perang kata-kata antara anggota kabinetnya dengan media massa, dan konfirmasi sejumlah pakta dagang utama menuju keambrukkan.

Semua faktor yang menghadirkan ketidakmenentuan dalam arah kebijakan Trump ini akan menciptakan gelombang dalam beberapa bulan ke depan terhadap presiden baru AS itu.

Indeks dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia anjlok 0,6 persen pada 100,16, dipimpin oleh amblasnya dolar AS sebesar 1,4 persen terhadap yen Jepang pada 113,01 yen per dolar AS.

Anjloknya dolar AS terhadap yen ini adalah yang terbesar dalam sekitar dua pekan terakhir.

Ekonomi merkantilis adalah kebalikan dari liberalisme di mana pemerintahan melakukan campur tangan besar dalam pasar dengan menerapkan aturan-aturan. Juga disebut nasionalisme ekonomi yang populer di Eropa Barat pada abad 16 sampai 18.

“Yang ditakutkan adalah ketika sejumlah gagasan dan inisiatif memang akan mendukung dolar AS, pendekatan merkantilis dan pernyataan Trump belakangan ini bahwa kebijakan mata uang dan kebijakan mata uang China terlalu lemah, dapat memicu dugaan bahwa Trump akan menggunakan kebijakan ini untuk mem-bully negara lain ke arah dolar AS yang lemah.”

Indeks dolar AS telah melesat 4,2 persen antara sejak Trump dipilih November silam sampai akhir tahun lalu, sejak itu balik tersungkur sampai 2,5 persen.

Saat itu dolar AS menguat karena kemenangan Trump menimbulkan asumsi dari pasar bahwa pemerintahan baru AS akan fokus kepada stimulus fiskal yang pro pertumbuhan, pengurangan pajak, dan reformasi aturan yang dapat memicu inflasi sehingga memaksa bank sentral AS Federal Reserve menaikkan suku bunga tahun ini yang lebih cepat dari perkiraan.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Kredit Sejuta Rumah Bank BTN Terus Berjalan

JAKARTA-Pembangunan perumahan di sejumlah daerah masih terus berjalan terlihat seorang

BI dan Polri Tandatangani Pedoman Kerja Sinergi Penegakan Hukum

DENPASAR- Bank Indonesia (BI) Mabes Polri menandatangani Pedoman Kerja (PK)