Potensi Overheating Tetap Tinggi

Tuesday 26 Mar 2013, 2 : 07 pm
by

JAKARTA-Perekonomian Indonesia menghadapi beberapa tantangan besar, terutama permintaan dunia yang masih lemah yang menyebabkan pelemahan ekspor Indonesia. Disisi lain, kuatnya permintaan domestik yang mendorong impor berpotensi meningkatkan potensi resiko overheating bagi perekonomian Indonesia dalam bentuk peningkatan defisit neraca perdagangan, transaksi berjalan maupun neraca pembayaran secara keseluruhan. “Walaupun pertumbuhan ekonomi kita bagus,  tetapi kewaspadaan harus tetap ada. Kondisi transaksi berjalan yang buruk harus diantisipasi.  Kalau tidak ditangani, nilai tukar rupiah akan terus terdepresiasi,” ujar calon tunggal Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardoyo saat menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR, Senin sore (25/3).

Menurut dia, belum pulihnya ekonomi global, terutama di negara Eropa dan Amerika,  mendorong fluktuasi arus modal asing yang semakin deras ke Indonesia. Jika tidak diantisipasi dengan instrumen jangka pendek maka akan terjadi asset bubble dan kemungkinan terjadi resiko pembalikan modal (capital reversal).

Dia menjelaskan,  kenaikan harga pangan dan energi karena supplay shortage dunia dan reorientasi pemodal ke bursa komoditas yang dapat mengakibatkan ketidakpastian harga energi dan pangan dunia juga pengaruhnya sangat signifikan terhadap stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Karena itu kata dia, Bank Indonesia (BI) harus memantau secara terus menerus mengenai komponen-komponen yang ada didalam negara pembayaran seperti neraca perdagangan, neraca jasa serta neraca modal dan financial. “Serangkaian krisis ekonomi di tingkat global memberi pelajaran dan menuntut BI untuk lebih sigap mempersiapkan diri,:” pungkas dia.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Sequis Gandeng VENTENY: Tawarkan Asuransi Mikro Sequis Sejahtera untuk Karyawan

JAKARTA-Jelang akhir tahun 2020, Sequis semakin agresif memperluas jangkauan distribusi

Pemilu Dituding Remehkan Daerah Perbatasan

 JAKARTA-Minimnya pembangunan di daerah perbatasan karena buah dari demokrasi terbuka