Potensi Return Investasi di Pasar Modal Domestik Menjanjikan

Friday 31 Oct 2014, 5 : 11 pm
by
pasar modal
Ilustrasi

MEDAN-Pertumbuhan pasar modal Indonesia yang atraktif setiap tahunnya semakin menarik minat berbagai investor di dalam dan luar negeri.

Potensi imbal hasil yang ditawarkan dari investasi di pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir yang lebih tinggi jika dibandingkan bursa negara lain di kawasan regional menjadi salah satu alasannya.

“Meski memiliki volatilitas dan faktor risiko yang seimbang dengan potensi imbal hasil yang akan dihasilkan, secara kumulatif rata-rata tingkat imbal hasil per tahun hasil investasi di pasar saham Indonesia tercatat yang tertinggi sejak 2009 silam dengan angka yang mencapai 28,08%,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BEI Medan M. Pintor Nasution disela-sela acara Workshop Wartawan Daerah di Medan, Sumatera Utara, Jumat (31/10).

Menurutnya, jumlah tersebut menjadi yang tertinggi jika dibandingkan rata-rata tingkat imbal hasil di delapan bursa lainnya seperti New York Stock Exchange, Australia Stock Exchange, Bursa Malaysia, Hongkong Exchange, Philiphine Stock Exchange, Singapore Exchange, dan The Stock Exchange of Thailand.

 

Rata-rata Tingkat Imbal Hasil Investasi di Bursa Dunia
Bursa Saham Rata-rata Return*
New York Stock Exchange 11,42%
Australia Stock Exchange 7,45%
Bursa Malaysia 15,60%
Hongkong Exchange 9,33%
Bursa Efek Indonesia 28,08%
Korea Exchange 11,85%
Philiphine Stock Exchange 27,10%
Singapore Exchange 2,23%
The Stock Exchange of Thailand 25,71%

Sumber:Diolah Divisi Riset BEI *Keterangan: Berdasarkan rata-rata persentase per tahun dari Level Penutupan Indeks di Akhir 2009 sampai dengan 30 September 2014

Dia menjelaskan, besarnya potensi return dari investasi di pasar modal Indonesia membuat aliran dana investor asing terus masuk ke pasar modal Indonesia.

Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengetahui potensi keuntungan dari berinvestasi di pasar saham Indonesia.

Berdasarkan data Survei Nasional Literasi Keuangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di 2013, tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal masih sangat minim.

Masyarakat Indonesia yang tergolong well literate tentang pasar modal masih berada di angka 3,79%.

Rendahnya Indeks Literasi Pasar Modal juga diikuti dengan rendahnya Indeks Utilitas Produk dan Jasa Pasar Modal yang menunjukkan hanya 1 orang dari setiap 1.000 penduduk yang menggunakan produk dan jasa pasar modal.

Padahal, jelasnya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu lembaga keuangan internasional di 2013, diperkirakan pada 2019 jumlah individu yang berasal dari keluarga dengan pendapatan di atas US$100.000 per tahun ada sebanyak 1,93 juta jiwa, dan jumlah individu yang berasal dari keluarga dengan pendapatan di antara US$50.000-US$100.000 per tahun sebanyak 2,2 juta jiwa.

Data Bank Dunia di 2010 menunjukkan peningkatan jumlah masyarakat menengah Indonesia menjadi 134 juta jiwa atau 60% dari total jumlah penduduk, dibanding di 2003 sebesar 37,7% dari total penduduk Indonesia.

Artinya peluang untuk meningkatkan jumlah pengguna produk dan jasa pasar modal masih terbuka lebar, mengingat potensi jumlah kelas menengah di Indonesia juga semakin meningkat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Rugikan Masyarakat, Pintu Tol Karang Tengah-Tangerang Harus Dibongkar

JAKARTA-Kemacetan di pintu  Tol Karang Tengah Tangerang sudah memberikan dampak
PT Voksel Electric Tbk

Juni 2023, Pendapatan Voksel Electric Naik 18% Jadi Rp1,35 Triliun

JAKARTA-Pendapatan konsolidasi PT Voksel Electric Tbk (VOKS) naik 18,05% menjadi