Proyek Banyu Urip Capai 87%

Thursday 24 Apr 2014, 5 : 49 pm
by

BOJONEGORO-Perkembangan proyek migas Banyu Urip, Blok Cepu yang terletak di Bojonegoro, Jawa Timur, hingga minggu ketiga April 2014 ini mencapai 87 persen. Dengan fasilitas produksi awal (early production facility) yang beroperasi sejak Agustus 2009 hingga saat ini, proyek Banyu Urip ini telah menghasilkan kumulatif 36 juta barel minyak atau senilai US$3,47 miliar
Menurut Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), J. Widjonarko, secara bertahap produksi lapangan Banyu Urip akan meningkat. Saat ini, produksi lapangan yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama (kontraktor KKS) Mobil Cepu Ltd. (MCL) itu sebesar 29.000 barel minyak per hari. Per September 2014, produksi ditargetkan naik 10.000 barel minyak per hari dengan adanya tambahan fasilitas produksi awal. “Naik bertahap hingga mencapai puncak produksi sebesar 165.000 barel per hari pada 2015,” kata Widjonarko saat presentasi dihadapan Wakil Presiden RI, Boediono di Kantor Kontraktor Kontrak Kerja Sama Mobil Cepu Ltd di Bojonegoro, Kamis (24/4).

Hadir pada kesempatan tersebut, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kuntoro Mangkusubroto, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Susilo Siswo Utomo, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Akhmad Sukardi, dan Presiden MCL, Jon M. Gibbs.

Sesuai rencana pengembangan lapangan (plan of development/PoD), investasi di Proyek Banyu Urip mencapai US$ 2,525 miliar, dengan rincian untuk pembangunan fasilitas produksi sebesar US$ 2,188 miliar dan pengeboran sumur sebanyak US$ 337 juta. Pembangunan fasilitas dibagi ke dalam lima kontrak EPC (engineering, procurement, and construction/rekayasa, pengadaan, dan konstruksi), yakni fasilitas produksi utama (Central Production Facility/CPF), pipa darat (onshore) 72 km, pipa laut (offshore) dan menara tambat (mooring tower), Floating Storage Off-loading (FSO), serta fasilitas infrastruktur. Widjonarko mengatakan, kegiatan konstruksi terus berlangsung dengan berbagai kemajuan di seluruh kontrak EPC. “Yang membanggakan, kelima kontrak EPC, konsorsiumnya dipimpin oleh perusahaan Indonesia,” katanya.

Sedangkan untuk sumur dilaksanakan pengeboran 49 sumur yang terdiri dari 33 sumur produksi minyak dan 16 sumur injeksi. “Untuk kegiatan pengeboran berlangsung lebih cepat dari yang dijadwalkan,” kata dia.

Widjonarko menegaskan, proyek ini penting dan strategis untuk ketahanan negara dalam bidang energi. Apabila proyek ini dapat berjalan seperti yang direncanakan, Lapangan Banyu Urip dapat memberikan kontribusi produksi minyak hampir 20 persen dari produksi minyak nasional. “Angka ini merupakan hal yang sangat berarti bagi pencapaian target produksi minyak dan meningkatnya penerimaan Negara,” kata dia.

Jon M. Gibbs menambahkan, prioritas utama MCL adalah menyelesaikan proyek secara aman dan handal. Pihaknya berkomitmen untuk terus mencapai kemajuan dalam pelaksanaan setiap kegiatan EPC dan pengeboran agar selesai sesuai target produksi puncak lapangan ini pada tahun 2015.
MCL juga mendukung langkah SKK Migas untuk peningkatan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN). Tidak hanya lima kontrak EPC dipimpin perusahaan Indonesia. Terdapat 450 perusahaan sub kontraktor nasional dan lokal yang dilibatkan, yang 85 persen diantaranya merupakan perusahaan lokal dari Bojonegoro dan Tuban. Tidak hanya itu, terdapat 9.100 pekerja Indonesia yang 60 persen diantaranya adalah pekerja lokal yang berasal dari Bojonegoro dan Tuban. ”Lapangan Banyu Urip adalah proyek migas kelas dunia yang saat ini tengah dibangun bangsa Indonesia,” kata Jon.
Sebagai informasi, cadangan migas di Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu ditemukan pada 2001. Kontrak kerja sama Blok Cepu ditandatangani pada 17 September 2005 dengan MCL sebagai operator. MCL, anak perusahaan dari Exxon Mobil Corporation, memegang 45 persen saham partisipasi, bersama Pertamina EP Cepu yang memegang 45 persen saham dan Badan Kerja Sama Blok Cepu (BKS) dengan 10 persen saham. Rencana pengembangan lapangan disetujui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral pada 15 Juli 2006. Cadangan minyak di Lapangan Banyu Urip diperkirakan sebesar 445 juta barel.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

3 Srikandi Jabar VI Lolos ke Senayan, Pengamat: Harus Menjadi Prototype Bagi Daerah Lain

DEPOK-Berdasarkan Pleno Rekapitulasi perhitungan surat suara di KPUD Kota Depok

Incar Sektor Pertanian, Investor Australia Siapkan Dana Rp 1,6 Triliun

JAKARTA-Minat investasi dari negara Australia terus bermunculan. Setelah berminat menanamkan