PSI Kecam Pelarangan Cap Go Meh dan Imlek di Bogor

Wednesday 30 Jan 2019, 2 : 02 am
by
Juru Bicara PSI, Guntur Romli

JAKARTA-Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengecam pernyataan Forum Muslim Bogor (FMB) yang meminta Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor untuk tidak memfasilitasi perayaan Imlek dan Cap Go Meh di wilayah Bogor

PSI juga menyayangkan seruan FMB kepada kepada para ulama dan semua tokoh Muslim untuk menjelaskan kepada umat mengenai bahaya Cap Go meh terhadap akidah umat Islam.

“Kami sangat menyesalkan mengapa FMB memberikan stigma negatif terhadap Hari Raya kaum Tionghoa,” kata Mohamad Guntur Romli, juru bicara PSI untuk Perjuangan Toleransi.

“Saya tidak paham apa yang disebut sebagai ancaman Cap Go Meh terhadap akidah umat Islam? Sedemikian lemahkah keimanan umat Islam di Indonesia sehingga harus ketakutan terhadap Cap Go Meh?” tambahnya

PSI menyatakan sudah saatnya bangsa Indonesia bersatu padu berusaha mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera.

“Kalau kita saling melecehkan dan mencurigai satu sama lain, Indonesia akan terpecah belah,” ujar Guntur, yang juga adalah kader Nahdlatul Ulama.

“Kita ini satu, terkepas dari keragaman latarbelakang agama dan etnik. Dan untuk menunjukkan kita satu, kita justru harus saling menghargai, menghormati dan bahkan merayakan perbedaan itu,” imbunya.

Pernyataan PSI ditujukan pada seruan FMB (23 Januari) tentang perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang jatuh pada 5 dan 19 Februari 2019 mendatang. FMB mengingatkan bahwa perayaan Imlek dan Cap Go meh adalah ritual agama etnis Tionghoa, sehingga umat Islam bukan saja tidak boleh terlibat di dalamnya, tapi juga harus mewaspadainya.

Oleh karena itu, FMB membuat tiga seruan. Pertama, meminta Pemerintah Kota dan Kabupaten Bogor untuk tidak memfasilitasi perayaan Imlek dan Cap Go Meh di wilayah Bogor. Kedua, FMB menyeru kepada para ulama dan semua tokoh Muslim untuk menjelaskan kepada umat mengenai fakta Cap Go Meh dan bahayanya terhadap akidah umat, melalui khutbah Jum’at, ceramah, kajian dan lainnya. Ketiga, FMB mengajak umat Islam senantiasa memperkuat akidah Islamiyah.

FMB juga mengimbau umat Islam tidak menghadiri dan mengikuti perayaan Imlek dan Cap Go Meh yang dilakukan oleh masyarakat Tionghoa, serta tidak menggunakan pernak-pernik Imlek dan Cap Go Meh seperti lampion, angpao, petasan, barongsai, serta pernak-pernik lainnya.

FMB bahkan mengimbau umat Islam untuk tidak mengucapkan selamat Tahun Baru Imlek “Gong Xi Fa Cai”, Menurut FMB, dengan mengucapkan Selamat tahun Baru Imlek berarti umat Islam setuju dengan agama kaum Tionghoa, dan ini merupakan pintu kekafiran yang harus dijauhi.

Menurut Guntur, sudah saatnya sekarang umat Islam di Indonesia bersikap dewasa. “Jangan terkesan serba takut dan minder,” ujar Guntur.

“Umat Islam justru harus menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam, bukan justru mendorong perpecahan dan permusuhan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Ekses Likuiditas Capai Rp39 Triliun, BBTN Yakin Kredit di 2021 Bisa Tumbuh 7%

JAKARTA – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

Listrik 10 MW dari Sampah di Solo Beroperasi Tahun 2020

SURAKARTA- PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Tengah dan