Ratusan Pelaku Wisata Jip Merapi Terancam Gagal Angsur Cicilan Bank

Wednesday 1 Apr 2020, 3 : 46 pm
by
Sebagian anggota Asosiasi Jip Wisata Lereng Merapi

Dua supir jip mengatakan bahwa kini mereka tengah berada di situasi yang sulit. Heri, salah satu supir mengaku bahwa ia kini memiliki pinjaman sebesar Rp 100.000.000 untuk usaha jipnya.

“Saya utang di bank sejak hampir satu tahunan. Jadi saya itu ngikut proses. Ibu saya jualan makanan dan istri jadi tukang foto. Jadi buat bayar cicilan lebih ringan. Ternyata karena ini setelah ada wabah COVID-19 ini jadi kita mikirnya ngangsurnya di banknya,” ungkap Heri.

Bambang Sugeng – Ketua Asosiasi Jip Wisata Merapi

Tak hanya usaha Heri saja yang macet, usaha istrinya maupun ibunya juga terhenti lantaran wabah corona. Saat ini ia sedang kebingungan untuk membayarkan angsuran.

“Kalau untuk angsuran paling dekat bulan ini masih bisa. Untuk makan masih bisa. Cuma ini kalau untuk kelanjutannya kita nggak tahu,” jawabnya pasrah.

Sama seperti Heri yang berhutang di bank, Slamet juga mengandalkan pinjaman untuk mendanai usahanya. Ia memiliki pinjaman sebesar Rp 60.000.000. Pembayaran angsurannya pada awalnya berjalan lancar, namun semakin ke sini, ia ragu apakah bisa menjalankan kewajibannya mengingat kini ia nihil pemasukan.

“Angsuran lancar kemarin-kemarin lancar sejak jip Lava Tour ramai. Cicilan bulan Maret ini tidak bisa ngansur untuk biaya hidup,” aku Slamet.

Keduanya kini bergantung pada janji presiden Joko Widodo. Sebelumnya presiden sempat mengungkapkan akan menginstruksikan kelonggaran angsuran hingga satu tahun dan juga pengurangan bunga. Hal ini menyusul banyak masyarakat terdampak secara langsung yang rugi akibat tidak bisa bekerja karena wabah virus corona.

Saat ditanya apakah sudah mencoba mengajukan keringanan kepada pihak bank, mirisnya Slamet mengaku ia telat membayar angsuran yang seharusnya jatuh pada tanggal 24 Maret ini. Bahkan ia mengaku tak berani pergi ke bank lantaran tak membawa uang.

“Belum pernah nyoba pengajuan. Tapi pingin saya himbauan pemerintah dari bapak presiden penundaan satu tahun dan non bunga. Belum (nyoba) karena saya takut ke bank nggak bawa uang. Belum (angsur) tanggal 24 udah lewat. Belum tahu, tapi pinginnya ke sana minta kejelasan yang dihimbau bapak presiden kemarin di TV. Pinginnya kejelasan yang sama antara penjelasan bapak presiden dan bank,” ungkapnya.

Senada dengan Slamet, Heri juga kini ingin sekali menanyakan kepada pihak bank mengenai kebijakan yang diumumkan presiden tempo hari. Baginya hal tersebut membawa secerca harapan berupa kelonggaran membayar angsuran bagi orang sepertinya.

Hingga kini ia sendiri mengaku belum mendapat kejelasan mengenai bagaimana kebijakan yang diumumkan Presiden Jokowi dengan yang terjadi di lapangan.

“Karena ada versi beda-beda dari temen bank. Karena ada temen kita yang sudah ngurus (kelonggaran pembayaran cicilan kredit) juga jadi kita dikenakan bunganya. Jadi dalam satu tahun ini kita nggak diundur. Tapi dalam satu tahun ini harus membayar bunganya selama satu tahun. Sedangkan pekerjaan total sudah nggak ada. Sudah di rumah jadi kalau ada uang sedikit saja untuk persiapan (kebutuhan pokok saat wabah corona) sampai entah kapan nggak tahu. Sekarang masih mampu. Kalau kelamaan kayak gini kita bisa kesusahan,” pungkas Heri.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Cadangan Minyak Menipis, Komisi VII DPR Dorong RUU EBT Masuk Prolegnas

JAKARTA-Pengembangan Energi Baru Terbarukan nasional terbilang lambat. Karena baru mencapai
PT MD Pictures Tbk

RUPSLB PT MD Pictures Tbk Tunjuk Direktur Baru di Bidang Digital

JAKARTA-PT MD Pictures Tbk (IDX: FILM) menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang