RBS Perkirakan Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif

Thursday 18 Apr 2013, 5 : 28 pm
by

JAKARTA-Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2013 ini diperkirakan berada dilevel 6,5 persen  atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi 2012  dilevel 6,2 persen. Kontribusi pertumbuhan ini di dorongan belanja dalam negeri  yang lebih tinggi dan pemulihan ekspor di paruh kedua tahun ini.  “Saya memandang positif pertumbuhan Indonesia akan membaik pada tiga kuartal ke depan,”  ujar Ekonom The Royal  Bank of Scotland (“RBS”) untuk Asia Tenggara, Enrico Tanuwidjaja di Jakarta, Kamis (18/4).

Menurut dia, aktifitas ekonomi Indonesia akan terangkat menjelang pemilihan umum 2014 mendatang. Selain itu, pengeluaran infrastruktur yang makin tinggi serta peningkatan upah minimum pekerja sepertinya akan menjadi faktor kunci pertumbuhan tahun ini.

Karena itu, kata dia pertumbuhan akan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yakni 6,3 persen (yoy). Hal ini disebabkan aliran pembayaran dari anggaran tahun lalu yang kemungkinan dipercepat. “Dan kita mungkin akan melihat dampaknya pada kuartal ketiga dan seterusnya,” jelas dia.

Enrico menjelaskan, bila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi di dunia, yakni Amerika Serikat dan Eropa, maka pertumbuhan ekonomi diwilayah Asia akan lebih positif. Hal ini terjadi dikarenakan Amerika Serikat dan Eropa masih belum menunjukan tanda-tanda pemulihan ekonomi yang signifikan. Karenanya, pertumbuhan ekonomi di Asia akan cukup positif tahun ini, termasuk Indonesia “Untuk 2013 sendiri tingkat pertumbuhan Indonesia bisa capai 6,5 persen. Ini akan di-support dengan kondisi Indonesia sekarang ini. Saya pikir hal tersebut akan terus berlanjut dan menjadi dukungan untuk konsumen untuk terus meningkatkan spending mereka”, jelas dia.

Dia menjelaskan, neraca perdagangan diperbesar menjadi 327 juta dollar AS pada Februari 2013 dari defisit sebesar 171 juta dollar AS pada Januari karena penurunan volume ekspor. Membesarnya neraca perdagangan sebagian besar didorong oleh defisit neraca minyak dan gas yang disebabkan oleh permintaan energi yang stabil. Tren ini kemungkinan akan berlanjut dan RBS memprediksi waktu yang sedikit lebih lama sebelum defisit akun berjalan akan menyempit.

Pembatasan impor akan produk-produk hortikultura menyebabkan inflasi dan kembali mengalami lonjakan yang nyaris menyentuh 6 persen pada bulan Maret (yoy). Akan tetapi, inflasi inti cenderung terus lebih rendah meskipun adanya peningkatan upah minimum pekerja di Jakarta pada bulan Januari tahun ini.  “Kami melihat peningkatan tingkat inflasi hanya bersifat sementara karena lonjakan pada bulan Februari dan Maret tidak disebabkan oleh masalah struktural tetapi karena kebijakan perdagangan yang dapat berubah-ubah setiap waktu,”  jelas Enrico

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

Dinasti Jokowi, Kawinkan Prabowo- Gibran, Lalu Nanti Kaesang

JAKARTA-Direktur Rumah Politik Indonesia  Fernando EMaS mengungkap sinyal jahat dibalik

Teguh Santosa: Tak Sulit Dapatkan Tiket Pilkada Jakarta

JAKARTA-Wacana pencalonan diri Teguh Santosa, seorang wartawan senior, dalam pemilihan