JAKARTA-Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi dan Pembangunan Prof. Firmanzah. Ph.D mengaku APBN 2014 harus direvisi untuk disesuaikan dengan kondisi terkini. Salah satu fokus perhatian pemerintah dalam APBN-P 2014 adalah revisi penerimaan negara yang semula ditargetkan dalam APBN 2014 sebesar Rp 1.667,1 triliun.
Menurutnya, revisi dari sisi penerimaan dilakukan dengan mempertimbangkan resiko tidak tercapainya penerimaan dari sektor perpajakan yang semula ditargetkan sebesar Rp. 1.280,4 triliun. Apalagi menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, juga berpengaruh atas realisasi penerimaan sektor perpajakan di tahun 2014. Karena itu, direvisinya target penerimaan Negara akan berdampak pada penyesuaian dari sisi pengeluaran agar defisit anggaran sesuai dengan amanat UU No. 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara, yaitu tidak boleh melampui dari 3 persen dari PDB.
Firmanzah mengatakan, salah satu tantangan dari sisi fiskal adalah menjaga subsidi energi sesuai dengan target yang telah ditetapkan di awal, dimana dalam APBN 2014, subsidi BBM ditetapkan sebesar 48 juta kiloliter atau Rp. 210,7 triliun dan subsidi listrik sebessar Rp. 71,3 triliun.
Komentari tentang post ini