Risiko Likuiditas Perbankan Tergolong Relatif Rendah

Friday 17 Oct 2014, 4 : 28 pm
by

JAKARTA-Kondisi perbankan, permodalan dan intermediasi perbankan menunjukkan perkembangan positif. Demikian juga dengan kinerja rentabilitas dan efisiensi perbankan tergolong baik. Hal tersebut tercermin dari permodalan yang  masih tergolong tinggi, CAR pada level 19,52 persen dan didominasi komponen modal inti (Tier 1), rentabilitas relatif stabil tercermin dari ROA dan NIM yang relatif stabil per Agustus 2014 masing-masing sebesar 2,9 persen dan 4,2 persen, efisiensi relatif stabil tercermin dari BOPO yang relatif tidak berubah yakni 76,4 persen.

Deputi Komisioner Manajemen Strategis IB Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lucky F.A. Hadibrata mengatakan kondisi di Pasar Saham, walaupun IHSG secara point-to-point relatif stabil, namun selama September mengalami volatilitas yang cukup tinggi. Di tengah fluktuasi di pasar saham, NAB reksa dana masih menguat, didukung oleh net subscription yang cukup besar. NAB reksa dana pada bulan September meningkat Rp3,39 triliun (1,58 persen) sehingga secara total menjadi Rp217,73 triliun. Net subscription terbesar dialami oleh reksa dana pasar uang (Rp1,81 triliun). “Sedangkan reksa dana saham membukukan net redemption Rp175 miliar, namun pada akhir minggu tercatat net subscription yang cukup tinggi,” jelasnya.

Sementara itu, lanjutnya, nilai investasi dana pensiun dan asuransi per Agustus 2014 menunjukkan peningkatan, sejalan dengan tren penguatan pasar pada bulan tersebut. Nilai investasi dana pensiun tercatat sebesar Rp173 triliun meningkat sebesar 1,38 persen dibandingkan posisi Juli 2014. Nilai investasi asuransi tercatat sebesar Rp605,05 triliun, meningkat 2,91 persen dibandingkan posisi bulan Juli.

Dia menjelaskan pertumbuhan piutang pembiayaan melambat, aset perusahaan pembiayaan per Agustus meningkat 8,46 persen (yoy) menjadi Rp412,46 triliun dan piutang pembiayaan meningkat 8,54 persen (yoy) menjadi Rp363,48 triliun. Per Agustus 2014, pertumbuhan piutang pembiayaan melanjutkan perlambatan dan tercatat sebesar 8,54 persen yoy (Juli: 10,61 persen).  “Hal ini antara lain dipengaruhi oleh peningkatan suku bunga perbankan yang juga mempengaruhi suku bunga pembiayaan yang disalurkan,” tuturnya.

Risiko likuiditas, pada perbankan tergolong relatif rendah. Rasio LDR sedikit menurun, namun masih terdapat potensi risiko likuiditas sejalan ketergantungan terhadap pendanaan non-inti serta rasio deposan inti yang masih cukup tinggi. Pada Pasar Modal, nilai transaksi perdagangan saham pada September meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, sejalan dengan maraknya sentimen pasar yang terjadi selama bulan tersebut. Sementara bid-ask spread mengalami penyempitan.

Menurutnya, risiko kredit lembaga jasa keuangan secara umum berada pada level yang relatif rendah. Risiko kredit pada perbankan relatif rendah, kualitas kredit stabil, tercermin dari NPL yang rendah dan stabil. Perlu diwaspadai konsentrasi kredit pada debitur inti yang relatif tinggi, dan porsi kredit valas yang sensitif terhadap perubahan nilai tukar. Perusahaan pembiayaan, per Agustus  2014, Financing to Asset Ratio (FAR) dan Non Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. “Perlu tetap diwaspadai potensi peningkatan suku bunga terhadap tingkat NPF,” pintanya.

Sementara itu, risiko pasar industri jasa keuangan relatif rendah, disektor perbankan risiko masih dikategorikan rendah dengan rata-rata Posisi Devisa Netto dibawah 3 persen selama setahun terakhir, jauh dibawah batas ketentuan 20 persen. Asuransi dan Dana Pensiun, sejalan dengan tren penguatan pasar di bulan Agustus, nilai investasi asuransi dan dana pensiun mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Reksa Dana, investasi membukukan peningkatan nilai pada seluruh instrumen utama selain saham. Perusahaan Pembiayaan, tingkat utang (gearing ratio) perusahaan pembiayaan kembali menunjukkan penurunan, sementara eksposur Utang Luar Negeri (ULN) perusahaan pembiayaan per Agustus mengalami peningkatan yang dipengaruhi oleh pelemahan nilai tukar rupiah pada bulan tersebut

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Don't Miss

BI dan Pemerintah Perkuat Koordinasi Antisipasi Risiko Makroekonomi

JAKARTA-Bank Indonesia (BI) bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Keuangan,

Tinggal 6 Izin, Perizinan Migas Dibabat

JAKARTA-Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah melakukan deregulasi